Jumat Legi, 11 Oktober 2024
Usia yang terus merambat, membuat Yuliana yang sehari-harinya berprofesi sebagai sekretaris disebuah perusahaan manufaktur gelisah. Bagaimana tidak, usianya sudah 30 tahun namun jodoh yang ia nanti tak kunjung datang. Padahal secara penampilan, Yuliana bisa dikatakan cantik. Bahkan busana yang dikenakan pun modis dan banyak yang mengatakan Yuliana mirip selebriti yang terkenal di TV.
Namun entah kenapa, wanita yang parasnya mirip Cornelia Agatha ini kok seret jodoh. Padahal sebenarnya banyak juga mendekati. Dan Yuliana juga menanggapi dengan baik. Namun saat hubungan mulai menuju ke hal serius, mereka yang semuia naksir pelan-pelan mulai menjauhi. Donny, rekanan perusahan itu yang awalnya seperti begitu serius, namun baru empat kali mengadakan pertemuan tiba-tiba menyatakan mundur. "Tidak tahu,kenapa kok hati saya menyatakan Yuli itu bukan jodoh yang tepat untuk saya," itu alasan Donny Bramantyo, seorang bos perusahaan furnitur.
Padahal seminggu lalu, Donny masih mengatakan pada Bramantyo (bosnya Yuliana) bahwa ia benar-benar tertarik pada Yuliana. Bahkan baru sekali bertemu, Donny mengatakan kalau Yuliana itu tipe wanita yang jadi impiannya. Bramantyo juga melihat, sekretarisnya juga sangat antusias untuk menjalin hubungan dengan Donny. Ia melihat Yuliana, sekretarisnya itu bukan tipe perempuan dingin, perempuan gunung es yang sulit didekati kaum pria. Ia selalu hangat, ramah pada siapapun. Bahkan Bramantyo sendiri sebenarnya juga naksir anak buahnya itu. Namun karena ia sudah beristri, maka ia tidak bermimpi menyunting sekretarisnya. “Apa kata dunia, kalau saya punya affair dengan sekretaris." Sebagai gantinya, ia malah berusaha mempromosikan sekretarisnya pada koleganya.
Sudah beberapa orang sudah didekati. Dan awalnya kebanyakan para koleganya yang masih lajang itu punya perhatian pada sekretarisnya. Namun hanya dalam beberapa pertemuan, para kolega pada mundur teratur. Dan Yuliana yang cantik itu masih juga sendirian. Ia hanya mengelus dada melihat anak buahnya yang tak juga mendapatkan pelabuhan hatinya. Yuliana sendiri juga bingung kenapa ia kok seperti seret dalam mendapatkan jodoh. Padahal banyak rekan kerja yang kalau dilihat dari wajahnya masih dibawahnya bisa dengan mudah mendapatkan jodoh sesuai yang diharapkan. Seperti Murni, staf di bagian sekretariat yang baru lima bulan bekerja sudah mendapatkan tambatan hatinya yang tak lain salah satu rekanan dari usaha furniture.
Yessy yang sehari-harinya adalah salah satu staf di bagian marketing malah imendapatkan caion suami yang bernama Herman yang dulu pernah naksir pada Yuliana. Gara-gara itu, Yessy sempat tidak enak pada Yuliana, takut dikatakan merebut pacar orang. Namun Yuliana mengatakan kalau ia dengan Herman memang sudah lama putus, dan Yessy tak merebut Herman. “Herman bisa jadi memang jodoh bagimu," kata Yuliana. Yessy pun jadi tenang. Rasa kikuk pada sekretaris direktur itu hilang. Dan seminggu yang lalu, Yuliana menerima kartu undangan pernikahan Herman dengan Yessy di sebuah gedung pertemuan paling bergengsi di kota Yogyakarta. Yuliana hanya tersenyum pahit menerima undangan itu. Angannya mengenang kedekatannya dulu dengan Herman yang sangat dia harapkan menjadi bapaknya anak-anaknya kelak. Juga sejumlah laki-laki yang mencoba dekat dengannya dan kemudian meninggalkannya saat hubungan mulai ke arah yang serius.
“Apakah memang sudah menjadi takdirku, aku tak pernah mendapatkan jodoh yang ideal," keluhnya. Dihitung sejumlah laki-laki yang pernah dekat kepadanya. Dari mulai teman kampus dulu. Kolega bos-bosnya atau juga sesama karyawannya. Dan semuanya selalu berbalik arah meninggalkannya. Padahal dia merasa tak pernah sekaligus bersikap judes pada laki-laki yang berusaha mendekatinya. Dan ia selalu merasa terpukul bila laki-laki yang diakrabi kemudian memutuskan hubungan dengan tiba-tiba. Seolah ada misteri kenapa sang pujaan hati memutuskan meninggalkannya.
"Mungkin Yuli perlu konsultasi pada seorang spiritualis. Bisa jadi di situ problem bisa dipecahkan," saran Maimunah, sahabatnya. Diantar sahabat karibnya, Yuliana menemui seorang ahli agama yang juga dikenal punya kepandaian dalam soal gaib. Tokoh yang bernama Kyai Ahmad ini kebetulan berada di kediamannya, sehingga hari itu juga Yuliana bisa konsultasi. “Apakah nak Yuliana pernah mengecewakan seorang pria? Menolak lamaran “ Tanya Kyai Ahmad. Yuliana kaget dengan pertanyaan itu. Dia dan orang tuanya memang pernah menolak lamaran seorang pria yang ingin mengawininya. Alasannya waktu itu bukan karena pria yang melamar itu jelek. Tapi karena usianya yang terlalu muda. Waktu itu,dia baru duduk di kelas dua SMA. Belum ada bayangan untuk menikah. Alasan itu yang kemudian dikemukakan kedua orang tuanya untuk menolak lamaran. Dan kelihatan mereka memahaminya karena usia Yuliana waktu itu masih sangat muda.
Dan Yuliana kaget, ketika Kyai Ahmad mengatakan kemungkinan bisa jadi pemuda yang melamar itu sakit hati dan kemudian mencelakai gadis yang menolak pinangannya dengan cara mengirim santet gantung jodoh atau santet penolak jodoh. Dengan cara mengirimkan makhluk tertentu untuk membuat benteng, sehingga laki-laki yang tertarik pada Yuliana itu akan mengurungkan niatnya meneruskan hubungan dengan Yuliana ke arah lebih serius. "ini bisa dengan cara mengirimkan buto ijo untuk menghadang orang-orang yang naksir Nak Yuliana" ujar Kyai Ahmad. Makhluk yang namanya buta ijo atau raksasa berwarna hijau tidak bertubuh seperti raksasa. Tubuhnya mungil. Sebesar anak ayam. Hanya saja wajahnya memang menyeramkan. Makhluk itu yang mengirim isyarat pada setiap laki-laki yang ingin meminangnya. Biasanya datang dengan mengirim pesan lewat mimpi.
Yuliana jadi kaget.Begitu dahsyatnya sebuah dendam. Orang yang sakit hati dengan penolakan itu tentu akan senang bila sampai tua Yuliana tidak akan mendapat pasangan hidup. Untung saja, Kyai Ahmad mengatakan kalau santet seperti itu bisa dipatahkan. Hanya saja, Pak Kyai itu mengatakan agar dirinya tidak dendam pada orang yang telah berusaha untuk mencelakai. "Maafkanlah dia dengan ikhlas“. Yuliana pun mengangguk. Akhimya dengan membaca sejumlah ayat suci Al-Qur’an, dari mulai ayat Qursi, Al Ikhlas, Annas dan Alfatihah. Upaya untuk mematahkan santet dilakukan. Sayup-sayup ia seperti mendengarkan suara makhluk yang menjerit-jerit minta dilepaskan. Pak Kyai seperti memegang sesuatu kuat-kuat. Makhluk misterius makin histeris dalam menjerit. la berjanji akan pulang ke satu tempat yang berada di salah satu goa angker di Pantai Selatan. Setelah berjanji untuk tidak mengganggu lagi, Kyai Ahmad itu melemparkan genggamannya ke halaman rumahnya.
Ritual selesai. Yuliana dan kawannya pun diperbolehkan pulang. Pak Kyai Ahmad hanya berpesan agar Yuliana memperbanyak ibadahnya. Banyak bersodakoh. Jangan dendam. Dan sebulan dari sowannya Yuliana ke Kyai Ahmad, Yuliana kini merajut kasih dengan seorang pengusaha muda. Dan hubungan tampak mulus. Sehingga tak sampai menunggu, mereka telah sepakat untuk menghadap penghulu. Resepsi pernikahan dilangsungkan sederhana. Bahkan sebelumnya Yuliana mengadakan pengajian dengan mengundang anak yatim dari sebuah panti asuhan. Saat resepsi pernikahan yang sederhana namun semarak.
Yuliana melihat orang yang dulu pernah melamarnya saat ia masih SMA. Rasa marah sempat meletup dalam hatinya. Namun ia ingat untuk tidak dendam. la dan suaminya tersenyum ramah pada orang itu. Dan Yuliana melihat mata orang itu seperti kosong, tidak bercahaya. Kecewakah dia karena dia telah mendapatkan jodoh. Yuliana pun beristighfar dalam hati. la tidak ingin terbelenggu dalam dendam yang hanya akan memakan jiwa dan raga. la dan suaminya pun menerima salam dengan hangat.