Jumat Legi, 11 Oktober 2024
Apakah anak Anda daya pikirnya tertinggal dengan teman-temannya? Atau mungkin malah mengidap penyakit autis? Bila iya, mungkin bangunan dan tata ruang rumah Anda fengshui-nya kurang benar. Arah hadapnya, letak kamar dan tempat tidur yang salah, atau mungkin malah gara-gara lampu di kamar tidur anak Anda.
Dari sudut fengshui, faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi kecerdasan anak. Arah hadap rumah yang baik bagi suami-istri, janda, maupun duda, harus sesuai atau cocok dengan jati diri mereka. Jati diri bagi orang-orang yang memiliki anak ini bisa dilihat dari tanggal, bulan, tahun, dan jam kelahirannya. Atau dengan kata lain cocok dengan shio dan elemen kelahiran penghuninya. Misalnya, arah hadap rumah yang baik bagi seorang memiliki shio macan kayu adalah menghadap ke utara. Menurut Suhu Yusuf Bingo Tanuwijaya, arah utara adalah arah elemen air, sedang kayu berada di timur, logam berada di barat, dan api di selatan. “Satu-satunya yang pas dengan kayu hanya air. Api di selatan akan membakarnya, sedang logam di barat seperti paku yang akan merusaknya,”jelas Suhu Bingo.
Kesulitan dari penentuan arah hadap rumah ini mungkin terjadi bila dalam rumah-tangga tersebut, istri mempunyai posisi yang lebih kuat dibanding suami. Atau karena pertimbangan lain, mengharuskan nama sertifikat rumah (yang menandai siapa pemilik rumah tersebut) memakai nama sang istri. Hingga hadap rumah mereka ditentukan lewat jati diri sang istri. Karena seorang suami seharusnya menjadi kepala keluarga, kondisi seperti ini akan membawa akibat buruk pada sang suami. “Biasanya sang suami akan semakin susah mendapat rejeki,” kata Suhu Bingo. Bila ini terjadi, akan berakibat pula pada perkembangan jiwa anak-anak mereka yang berdampak pada kecerdasannya.
Faktor kedua adalah letak dan penataan kamar tidur, terutama kamar tidur anak. Sebaiknya kamar tidur anak berada di bagian depan. Jangan sekali-kali berada di bagian belakang. Kamar tidur anak di depan memiliki makna anak didukung orang-tua. Bukan sebaliknya, anak yang mendukung orang-tua, seperti bila kamar tidur anak berada di bagian rumah belakang. “Seharusnyalah orang tua yang menggendong atau mendukung anak. Bila sebaliknya, malah bisa hancur,” jelas suhu kelahiran Jombang ini. Dalam makna yang sama, bila rumah tersebut adalah rumah tingkat yang mengharuskan ada kamar atas dan bawah, sebaiknya kamar anak berada di lantai atas. Kamar tidur anak sebaiknya tidak berdempetan dengan kamar tidur orang-tuanya. Posisi seperti ini memungkinkan si anak mendengar aktivitas orang tua. Bila ini terjadi, anak yang biasanya mempunyai sifat ingin tahu, akan terpancing mengetahui aktivitas orang tuanya tersebut. Akibatnya bisa mempengaruhi perilaku dan pola pikirnya.
Bagaimana kalau pasangan itu harus tinggal di rumah berbentuk ruko atau rumah toko? Sebaiknya, menurut Suhu Bingo, mereka memilih ruko yang terdiri dari tiga lantai. Dengan tiga lantai, anak-anak bisa berkamar di lantai paling atas. “KecuaIi bila si anak masih balita,” tegas Suhu Bingo. Sebab, bila ruko tersebut hanya terdiri dari dua lantai, dan anak-anak harus berkamar di lantai 2, itu tidak baik. Tangga menuju lantai 2 yang biasanya ada di bagian belakang, membuat arah hadap lantai ini menjadi bertolak-belakang dengan lantai bawah. Meski arah hadap lantai bawah sudah benar, bila lantai atasnya bertolak belakang, akan membawa dampak buruk juga. Maka, ruko tiga lantai menjadi solusinya.
Pintu kamar tidur anak juga tidak baik bila berhadap-hadapan langsung dengan pintu kamar mandi. Tidak baik karena kamar mandi adalah tempat pembuangan kotoran. “Hawa buruk dari kamar mandi bisa masuk ke kamar anak,” jelas Suhu Bingo. Pintu kamar mandi pun tidak boleh menghadap ke ruang keluarga dan jangan pula menghadap ke ruang belajar. Kamar tidur ini harus mendapat penerangan yang cukup. Selalu dalam keadaan terang atau temaram sewaktu tidur. Suasana kamar yang gelap membuat anak mudah terhalusinasi, menjadi penghayal, dan penakut. Akibatnya kecerdasan otaknya menurun. Atau sebaliknya, kelebihan kecerdasan yang malah membahayakan dirinya. Tempat tidurnya juga harus diperhatikan. Karena berada di negeri dua musim, posisinya harus sejajar jalan di depan rumah, jangan melintang. Posisi kepala anak sewaktu tidur juga tidak boleh langsung bertabrakan dengan pintu kamar. Perlu diingat, bukan pintu harus mengarah ke dalam.
Dalam kamar tidur anak ini juga tidak boleh ada air atau benda-benda yang berisi air, seperti dispenser atau wadah air yang lain. Gemericik air taman di samping kamar tidur anak juga harus dihindari. Sewaktu tidur, anak laki-laki maupun perempuan, terutama yang mulai beranjak remaja, sebaiknya disarankan untuk tidak terlalu sering dalam posisi tengkurap. Bagi anak laki-laki, posisi tidur seperti ini akan membuat dirinya jadi suka menghayal, tidak terkonsentrasi pada hal-hal yang semestinya dia jalani, pelajaran sekolah misalnya. Sedangkan untuk anak perempuan, karena terlalu sering tengkurap akan cepat merangsang pertumbuhan alat reproduksi sebelum waktunya. Akibatnya,menimbulkan masalah karena prasangka yang negatif. Bila ini terjadi, tentu akan mempengaruhi daya pikirnya.
Seorang anak cenderung menjadi penghayal juga bisa disebabkan oleh gambar-gambar yang tidak sesuai bagi dirinya. Terutama bila anak masih dalam masa pertumbuhan, balita, atau sebelum menjadi remaja. Seperti gambar-gambar monster, atau mahluk khayalan lainnya. Selain menjadi penghayal, tentu akan sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasannya. “Lebih baik dikenalkan dengan gambar-gambar nyata seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan,” ujar suhu yang tinggal di kawasan perumahan Nginden lntan, Surabaya ini. Menurut suhu yang juga dikenal sebagai paranormal ini, ada beberapa hal atau kebiasaan, di luar faktor fengshui yang bisa pula mengganggu kecerdasan anak. Kebiasaan ini terutama berkaitan dengan pola makannya. Seperti terlalu sering mengkonsumsi sayap atau brutu (ekor) ayam. Makanan ini mengandung banyak lemak. Akibatnya anak menjadi pelupa dan malas.
Sebelum beranjak remaja, anak-anak juga tidak boleh mengkonsumsi buah pisang yang terletak di bagian pinggir sisirnya. Dari jenis apapun, pisang seperti ini kulitnya lebih tebal dan mengandung persenyawaan tidak baik. “Persenyawaan ini sangat tidak baik karena bisa menumpulkan otak anak,” jelas Suhu Bingo. Kebiasaan memberi makan anak di luar meja makan juga kurang baik. Kebiasaan ini, menurut Suhu Bingo, bisa membuat anak bersifat labil hingga mempengaruhi kecerdasannya. Namun sebelum melihat faktor-faktor fengshui dan kebiasaan-kebiasaan di atas, faktor keturunan harus dilihat. Karena pada dasarnya, kepintaran dan kecerdasan anak, berasal dari orang-tuanya. Orang tua tidak cerdas tentu tidak bisa menurunkan anak cerdas. Sebaliknya, bila orang tua cerdas, meski hanya ibu atau bapaknya saja, tentu akan menurunkan kecerdasannya itu pada si anak. “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,” pungkas Suhu Bingo.