Senin Pon, 17 Maret 2025


Manusia Memiliki Kehendak Bebas ataukah Hanya Wayangnya Tuhan


Apakah manusia Memiliki Kehendak Bebas ataukah Hanya Wayangnya Tuhan? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus selalu menggunakan dua kacamata dalam mengkaji Islam yaitu mengunakan kacamata syariat dan kacamata hakekat. Jika mengkaji sesuatu hanya memakai satu kacamata  atau sudut pandang saja maka akan timbul klaim kebenaran yaitu merasa dirinya yang paling benar dan lainnya sesat.

1. Jika mengkaji dari sudut pandang syariat, manusia memiliki kehendak bebas (free will) untuk melakukan apapun dan oleh karenanya akan mendapat ganjaran pahala-surga jika menjalankan perintahNya dan menjauhi larangannya serta mendapat dosa-neraka jika sebaliknya.

2. Jika mengkaji dari sudut pandang hakekat, manusia hanyalah wayang yang dikendalikan oleh dalang yaitu Allah melalui sifat Qudrat (berkuasa kuasa), Iradat (berkehendak), Ilmu (mengetahui), Hayat (hidup), Sama' (mendengar), Bashar (melihat) dan Kalam (berbicara).

Lalu mana yang benar? untuk memahaminya secara utuh kita perlu mengambil permisalan. Sebagai contoh yang menciptakan mobil pertama kali adalah Karl Benz. Siapa yang menciptakan mobil? secara syariat yang menciptakan adalah manusia, sedangkan secara hakekat yang menciptakan mobil adalah Allah.

Bagaimana mungkin Allah yang menciptakan mobil? cara Allah membuat mobil adalah Allah memiliki iradat (kehendak) untuk menciptakan peradaban di bumi dan salah satunya adalah mencuptakan mobil melalui "wayang" yang bernama Karl Benz. Oleh Allah, manusia tersebut diberikan ilmu pengetahuan ke dalam dirinya sehingga dikepalanya muncul kepahaman lalu oleh Allah menggerakan fisiknya untuk merakit mobil tersebut. Melalui sifat Qudrat (kuasa) itulah Allah menguasai manusia-manusia untuk menciptakan apapun. 


Baca juga :

Pertanyaannya adalah jika anda Karl Benz, apakah anda mengaku diri sebagai orang yang menciptakan mobil? ataukah anda akan mengatakan yang menciptakan mobil adalah Allah? Jika anda mengaku sebagai pencipta mobil maka artinya anda masih buta mata hatinya karena KEAKUAN DIRI anda masih kuat yaitu mengaku-ngaku memiliki ilmu membuat mobil padahal yang memiliki ilmu mobil adalah Allah, mengaku-ngaku yang berkehendak membuat mobil padahal yang berkehendak (iradat) adalah Allah. Ketika membuat mobil mengaku-ngaku menggunakan mata untuk melihat (bashar), telinga untuk mendengar (sama'), kalam untuk berbicara padahal yang memiliki sama', bashar dan kalam adalah Allah.

Dengan demikian, Allah memberikan kita 2 pilihan :

1. Mengaku diri anda yang punya kehendak bebas. 

Jika anda memutuskan punya kehendak bebas maka anda mengaku bahwa diri anda yang melakukan ibadah, bekerja, beramal dll. Anda mengaku punya pendengaran, bisa melihat, berbicara, berkehendak. Anda juga merasa memiliki harta dan keluarga. Anda juga akan merasa pintar, hebat, sukses yang ada pada diri anda berkat usaha keras yang dillakukan selama ini. Dalam hal ini amal anda akan dihisab secara keras karena artinya anda merasa diri anda punya kehendak bebas. Allah akan memberikan reward dan punishment berupa pahala surga atau dosa neraka. 

2. Mengaku diri sebagai wayangnya Allah

Manusia itu hakekatnya adalah tiada karena yang ada cuma Allah. Jadi tidak mungkin yang tiada itu bisa memiliki kehendak bebas. Jadi tanpa disadari, sebenarnya manusia tidak memiliki kehendak bebas. Jika anda masih merasa punya kehendak bebas maka itu sebenarnya cuma pengakuan palsu saja. Anda adalah wayang yang mengaku tidak dikendalikan Sang Dalang. Namun jika anda segera menyadari bahwa anda tidak memiliki kehendak bebas (free will) maka dalam hal ini anda merasa diri yang tidak punya apapun baik itu penglihatan, pendengaran, mulut untuk berbicara, tidak punya kehendak. Anda merasa sebagai diri yang hakekatnya tidak ada, tidak hidup bahkan lumpuh buta tuli dan bisu jika tidak ada Ruh yang menghidupkan jasmani. Dalam hal ini anda berserah diri total atau ber-islam secara kaffah dan meyakini usaha-usaha dan segala ibadah yang dilakukan adalah digerakan oleh Allah bukan oleh diri anda sendiri.

Jika anda ingin selamat di akherat lolos dari hisab, maka janganlah mengaku-ngaku sebagai diri yang beramal sholeh, merasa pintar, hebat, bisa ini itu, merasa punya kehendak, merasa punya kuasa. Yakinilah dalam diri ada bahwa yang menggerakan diri anda untuk ibadah, beramal sholeh, bekerja dan lain sebagainya hanyalah Allah. Kita harus menjadi pribadi yang "la haula wala quwwata illa billah" merasa diri tidak memiliki daya dan upaya melainkan dari Allah.

  • “Barangsiapa yg diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yg mendapat petunjuk; dan barangsiapa yg disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yg dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Al-Kahfi: 17)
  • Surat An-Nahl ayat 93, "Dan jika Allah menghendaki niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki". 

Jadi Allah memiliki sifat "Jaiz" dimana Allah bisa memberikan petunjuk atau menyesatkan seseorang, walau anda orang ahli ibadah sekalipun bisa menjadi penjahat jika Allah berkehendak akan hal tersebut, atau jika anda tadinya penjahat bisa berubah menjadi orang yang sholeh jika Allah menghendaki.

Jika anda mau merendahkan diri dan mengakui bahwa diri anda tidak ada, diri anda hanya wayangnya Allah, maka disitulah Allah akan memberikan anda petunjuk disetiap langkah kehidupan. Segala kebutuhan akan dipenuhi meskipun tidak diminta dan hisab diakherat pun bisa langsung lolos bahkan saat saat sakaratul maut akan pulang dengan sendirinya secara mudah dan indah.

Penting untuk dipahami bahwa "Keakuan diri" dalam manusia ada 2 yaitu "keakuan yang sejati" yaitu Ruh dan "keakuan yang palsu" yaitu diri keakuan diri manusia yang berbentuk jiwa/nafs/hawa nafsu/ego. Keakuan diri adalah bentuk kesombongan karena telah merampas sifat-sifat Allah yang diakui sebagai sifat manusia. Sabda Nabi Muhammad : "Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya". Jangan sampai kesombongan akibat keakuan diri ini tidak anda sadari sehingga menjadi penghalang masuk surga. Jadi tugas anda selagi masih hidup di dunia adalah, anda harus menenggelamkan keakuan diri sebagai manusia karena hakekatnya manusia adalah tidak ada yang dalam bahasa arabnya adalah "adam". Inilah konsep bertauhid secara murni yaitu mengesakan Allah dimana tiada yang wujud selain Allah. Jika masih mengakui ada wujud selain Allah maka artinya kita masih melakukan kemusrikan dan belum mampu bertauhid secara murni.








DAPUR

Adalah istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk atau type bilah keris. Dengan menyebut nama dapur keris, orang yang telah paham akan langsung tahu, bentuk keris yang seperti apa yang dimaksud. Misalnya, seseorang mengatakan: "Keris itu ber-dapur Tilam Upih", maka yang mendengar langsung tahu, bahwa keris yang dimaksud adalah keris lurus, bukan keris yang memakai luk. Lain lagi kalau disebut dapur-nya Sabuk Inten, maka itu pasti keris yang ber-luk sebelas. Dunia perkerisan di masyarakat suku bangsa Jawa mengenal lebih dari 145 macam dapur keris. Namun dari jumlah itu, yang dianggap sebagai dapur keris yang baku atau mengikuti pakem hanya sekitar 120 macam saja. Serat Centini, salah satu sumber tertulis, yang dapat dianggap sebagai pedoman dapur keris yang pakem memuat rincian jumlah dapur keris sbb: Keris lurus ada 40 macam dapur. Keris luk tiga ada 11 macam. Keris luk lima ada 12 macam. Keris luk tujuh ada 8 macam. Keris luk sembilan ada 13 macam. Keris luk sebelas ada 10 macam. Keris luk tigabelas ada 11 macam. Keris luk limabelas ada 3 macam. Keris luk tujuhbelas ada 2 macam. Keris luk sembilan belas, sampai luk duapuluh sembilan masing-masing ada semacam. Namun, menurut manuskrip Sejarah Empu, karya Pangeran Wijil, jumlah dapur yang dianggap pakem lebih banyak lagi. Catatan itu menunjukkan dapur keris lurus ada 44 macam, yang luk tiga ada 13 macam, luk sebelas ada 10 macam, luk tigabelas ada11 macam, luk limabelas ada 6 macam, luk tujuhbelas ada 2 macam, luk sembilanbelas sampai luk duapuluh sembilan ada dua macam, dan luk tigapuluh lima ada semacam. Jumlah dapur yang dikenal sampai dengan dekade tahun 1990-an, lebih banyak lagi.

OINOMANCY

Metode ramalan yang menggunakan minuman anggur sebagai mediumnya. Ramalan ini termasuk juga dengan cara menafsirkan permukaan anggur yang hitam pekat di dalam piala.




RAMALAN


Grup Telegram Dunia Gaib

belajar metafisika