Jumat Pon, 29 September 2023
Mengenal Hari Pasaran Jawa

Apa itu hari pasaran jawa? dalam sejarahnya, orang Jawa seperti juga masyarakat nusantara lainnya, sangat jeli memperhatikan dan mengamati tanda-tanda alam. Kehidupan mereka yang sangat ber gantung kepada alam mendorong mereka untuk semakin mengenali alam, kemudian membuat pembakuan-pembakuan atas gejala alam yang terjadi berulang-ulang. Salah satu dari pembakuan gejala alam yang tercatat dalam Primbon Jawa adalah sistem penanggalan. Berbeda dengan sistem penanggalan Masehi yang kita kenal secara nasional, penanggalan Jawa sangat sarat dengan makna-makna perlambang alam yang direkam selama ribuan tahun. Makna-makna itu berkaitan dengan watak dari waktu yang berjalan, sifat manusia, pekerjaan yang cocok, dan masih banyak lagi.
HARI
Baca juga : Menurut catatan Primbon, hari-hari yang kita lalui itu memiliki watak dan pengaruh tersendiri. Hari yang dalam bahasa Jawa disebut dina, mengandung watak seperti di bawah ini:
- Hari Minggu berwatak matahari, baik, manis, dan menyenangkan, tapi mudah hanyut.
- Hari Senin benrvatak bulan, megah, senang dengan hal yang mewah-mewah.
- Hari Selasa berwatak api, curiga, tak mudah percaya, dan sering buruk sangka.
- Hari Rabu berwatak bumi, menepati kesanggupan, pantas dalam segala hal, tapi sembrono.
- Hari Kamis berwatak angin dan petir, peka terhadap rahasia alam tapi suka pamer, manja dan tak mau kalah.
- Hari Jumat berwatak bintang, senang dengan hal yang suci, mengharuskan kemurnian.
- Hari Sabtu berwatak air, serakah akan segala hal, dan ingin menonjol.
PASARAN
Pasti kamu bingung dengan istilah "pasaran", kan?! Tapi pasti kamu sering mendengar istilah “Jumat Kliwon". Nah, selain hari yang berjumlah tujuh, orang Jawa juga memakai sistem pasaran yang berjumlah lima. Watak pasaran tersebut masing-masing adalah :
- Kliwon atau kasih, berwatak pandai bicara dan ahli sastra bahasa, bersikap sabar dan dapat membedakan yang baik dan buruk.
- Legi atau umanis, berwatak menguasai kekayaan dunia, menginginkan kedamaian, dan sangat rajin beribadah.
- Pahing atau jenar, berwatak ingin memiliki segala hal, suka memberi tetapi dengan pamrih keuntungan pribadi.
- Pon atau palguna, berwatak senang memamerkan hartanya, angkuh, dan tak tahu malu.
- Wage atau cemengan, berwatak keras dalam berbicara, serta kaku hatinya.
Disebut pasaran, karena sistem ini lazim dipakai untuk membagi hari buka pasar. Pembagian pasar yang di buka bergantian di lima tempat dalam suatu wilayah, bertujuan untuk mmeeratakan perokomian rakyat dalam masyarakat Jawa asli serta sebagai harmonisasi antara formasi makro kosmos (dunia besar/alam raya) dan mikro kosmos (dunia kecil/manusia).
Hari pasaran jawa memiliki rumusan tertentu atau bilangan yang melekat pada hari dan pasarannya masing-masing yang disebut NEPTU (Angka).
NEPTU HARI :
- Hari Minggu memiliki neptu 5.
- Hari Senin memiliki neptu 4.
- Hari Selasa memiliki neptu 3.
- Hari Rabu memiliki neptu 7.
- Hari Kamis memiliki neptu 8.
- Hari Jumat memiliki neptu 6.
- Hari Sabtu memiliki neptu 9.
NEPTU PASARAN :
* Kliwon memiliki neptu 8.
* Legi memiliki neptu 5.
* Pahing memiliki neptu 9.
* Pon memiliki neptu 7.
* Wage memiliki neptu 4.
Hari pasaran jawa inilah yang kemudian menjadi dasar bagi perhitungan berdasarkan neptu diatas seperti untuk mengetahui watak seseorang melalui weton lahir, mengetahui kecocokan dalam suatu perjodohan atau ramalan jodoh, menentukan tanggal pernikahan, hari baik hari buruk dan lain sebagainya. Di website ramalanartinama.com ada berbagai aplikasi yang menggunakan metode pasaran jawa, silahkan diakses dan semoga bermanfaat.
TENAGA DALAM
Tenaga dalam adalah suatu konsep yang populer di dalam masyarakat Melayu di Asia Tenggara terutamanya di Indonesia dan Malaysia.
Tenaga dalam dianggap suatu tenaga manusia yang mempunyai kekuatan luarbiasa. Tenaga dalam dibedakan dari tenaga luar manusia (yang biasanya disebut secara ringkas sebagai "tenaga" saja) yang berbentuk tenaga fisik seperti kekuatan otot tangan mengangkat barang.
Pada dasarnya setiap orang memiliki apa yang disebut dengan tenaga dalam, hanya saja mereka tidak mengetahui bagaiman cara membangkitkan atau mengembangkannya. Tenaga dalam itu itu sudah ada sejak manusia dilahirkan. Tetapi tenaga itu masih pasif dan sewaktu-waktu akan bangkit bila orang tersebut dalam keadaan panik, tidur berjalan, terhipnotis atau ketakutan yang luar biasa.
Contoh : Seseorang yang takut kepada anjing akan memiliki kemampuan yang luar biasa dalam berlari menghindari kejaran anjing yang berlari cepat. Bila terdesak, orang tersebut dapat melompati tembok setinggi 2 m dengan sekali lompat. Rasa takut yang berlebihan tersebut dapat membangkitkan tenaga dalamnya yang sedang 'tidur'. Secara otomatis tenaga dalam tersebut bangkit dan tersalur pada kedua kakinya yang sedang dipergunakan untuk berlari, tetapi setelah berhasil menyelamatkan diri kekuatan itu reda dan energi itu 'tidur' kembali. Kemudian orang itu baru menyadari bahwa dirinya telah melakukan sesuatu yang luar biasa.
WUKU
Wuku adalah nama sebuah siklus waktu yang berlangsung selama 30 pekan. Satu pekan atau minggu terdiri dari tujuh hari sehingga satu siklus wuku terdiri dari 210 hari. Perhitungan wuku (bahasa Jawa: pawukon) terutama digunakan di Bali dan Jawa.
Ide dasar perhitungan menurut wuku ini adalah bertemunya dua hari dalam sistem pancawara(pasaran) dan saptawara (pekan) menjadi satu. Sistem pancawara atau pasaran terdiri dari lima hari, sedangkan sistem saptawara terdiri dari tujuh hari.
Dalam satu wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti. Misalkan hari Sabtu-Pon terjadi dalam wuku Wugu. Menurut kepercayaan tradisional orang Bali dan Jawa, semua hari-hari ini memiliki makna khusus.