Sabtu Kliwon, 14 Desember 2024
Dimanapun kita berada dan tinggal pasti membutuhkan lampu. Di sebuah rumah yang atapnya terbuat dari fiberglass atau memiliki jendela-jendela yang lebar, kebutuhan cahaya bisa didapatkan lewat itu. Di rumah-rumah seperti ini, lampu hanya bérfungsi pada waktu malam. Namun bila itu adalah gedung-gedung besar yang ruangannya tertutup, lampu akan selalu menyala, di waktu malam sekalipun.
Dalam dunia modern, lampu bukan hanya sebagai penerangan di malam hari. Dia juga digunakan untuk menambah keindahan interior rumah. Dengan fungsi barunya tersebut, maka berbagai bentuk dan model lampu pun bermunculan. Dalam ilmu fengshui, fungsi sebuah lampu bukan hanya itu. Dia juga berfungsi sebagai pemasok energi atau chi. Termasuk mampu menarik chi karena chi akan mengalir ketempat yang terang. Meski berfungsi sebagai pemasok energi, penggunaan lampu tidak boleh sembarangan. Ada aturan-aturan yang harus ditaati agar keseimbangan yang menjadi nafas inti fengshui bisa didapat. Aturan-aturan ini terutama berkaitan dengan besar kecil energi api yang dipunyai oleh penghuni atau pemilik rumah. Juga elemen-elemen yang bertentangan dengan energi api itu sendiri. Maksudnya, sebuah lampu mungkin diperlukan oleh seseorang yang dalam dirinya kekurangan elemen api. Sebaliknya, sebuah lampu bisa jadi malah akan membahayakan seseorang yang dalam dirinya terdapat banyak elemen yang berlawanan dengan api. Hal ini berkaitan dengan tempat meletakkan dan bahan pembuat lampu tersebut.
Menurut Suhu Yusuf Bingo Tanuwijaya, dua hal tersebut dihubungkan oleh kekuatan yang dibawa sebuah lampu. Pada jaman kuno lampu-lampu biasanya diletakkan di teras rumah atau pendopo yang berfungsi untuk menolak bala; rampok, pembunuh, santet dan lain-lain. Kekuatan yang terutama dirasakan oleh pemiliknya ini berasal dari bahan-bahan campurannya. Pada masa sekarang, fungsi tersebut bisa dijalankan oleh lampu-lampu kristal. Lampu kristal mempunyai kekuatan besar karena terbuat dari kaca, sehingga bisa menyerap dan memancarkan cahaya atau api. Misalnya terjadi pada kaca pembesar (suryakontho). Kaca ini bila dihadapkan ke matahari, dia akan menampung panas matahari, sehingga bila diarahkan ke suatu benda bisa membakarnya.
Namun kekuatan penolak bala yang dipunyai lampu kristal hanya efektif bila diletakkan di ruang tamu, di ruang keluarga, atau koridor panjang. Bila lampu kristal diletakkan di dalam teras rumah, bisa terlalu terlalu kuat
sehingga mengganggu keseimbangan. Efek "yang" yang terlalu kuat juga terjadi bila lampu kristal diletakkan di kamar tidur. Di lokasi ini lampu kristal bisa mendatangkan berbagai persoalan. Larangan-larangan ini terutama berlaku bagi orang-orang yang dalam dirinya kekurangan elemen api atau kelebihan elemen yang berlawanan dengan elemen api itu sendiri.
Untuk itu, agar tidak salah memilih lampu sehingga bisa membahayakan pemakai atau penghuni rumah, elemen-elemen yang ada dalam diri harus diketahui. Elemen diri ini terdiri dari elemen tahun kelahiran, elemen shio, elemen jam kelahiran, elemen bulan kelahiran dan elemen negeri kelahiran. Kelima elemen ini harus dilihatdengan seksama. Untuk mengetahuinya mungkin kita harus menghubungi seorang ahli fengsui yang menguasai pengetahuan ini atau memiliki catatan-catatan patokan elemen-elemen tersebut. Misalnya, seseorang yang lahir pada 22 April 1974 jam 8.30 di Indonesia. Dia mempunyai elemen tahun kelahiran (1974) kayu, elemen tetap shio kayu, elemen bulan kelahiran (22 April) api, elemen jam kelahiran kayu (8.30), dan elemen negara kelahiran (Indonesia, 1945) kayu. Dengan rincian seperti ini dapat diketahui bahwa orang tersebut terlalu banyak memiliki elemen kayu. Meski dia memiliki satu elemen api, tapi kalah kuat dengan kayu yang dimilikinya. Maka, sebaiknya di rumah dia tidak memasang lampu kristal sama sekali. Bila lampu kristal dipaksakan ada atau terpasang dalam rumah, energinya akan habis terbakar. Akibatnya segala rejeki dankeberuntungan melayang, sakit-sakitan, dan segala kesialan yang lain.
Namun seseorang yang tidak memiliki elemen api sama sekali, segala benda dari kristal sangat diperlukan. Tidak hanya berwujud lampu namun juga pernak-pernik kristal seperti kalung, cincin, dan lain-lain. Sebaliknya bila dalam diri seseorang kelebihan unsur api, dia tidak baik bila menggunakan lampu dan barang-barang kristal. Api bertemu api akan membuat semuanya terbakar. Akibatnya sama dengan orang yang kelebihan elemen kayu. Memjadi pemarah, rejeki kurang, sakit-sakitan, hingga tidak bisa mengendalikan atau meredam segala keinginan. Dari lima elemen yang ada dan bertentangan dengan unsur api, hanya kelebihan elemen kayu dan api saja yang tidak cocok dengan lampu kristal. Sedang logam, tanah, dan air tidak ada masalah. Paling sempurna adalah bila seseorang mempunyai elemen diri lengkap. Tanah, air, logam, api, dan kayu, ada semua. Orang seperti ini bisa memakai segala jenis lampu.
Efek jelek kristal sebenarnya tidak hanya muncul dari lampu saja. Seseorang yang dalam dirinya memang sudah tidak cocok dengan benda ini, ada unsur kristal sedikit saja di dalam rumah, hidupnya bisa jadi tidak karu-karuan. Seperti akibat yang dialami oleh yang kelebihan atau kekurangan elemen api. Bila keberadaan lampu kristal di dalam rumah tidak bisa dihindari, padahal si penghuni sebenarnya tidak cocok dengan lampu jenis ini, Suhu Bingo memberikan sebuah solusi. Kekuatan jelek lampu-lampu ini bisa dinetralisir dengan hiasan-hiasan yang terbuat dari tanah, seperti keramik, vas, mangkuk, dan lain-lain. "Namun benda-benda ini harus yang bermulut lebar," kata Suhu Bingo. Suhu Bingo tidak menyarankan dalam rumah yang ada lampu kristalnya, terdapat banyak cermin dan akuarium. Dua benda ini akan membuat kekuatan yang keluar dari lampu kristal semakin besar tak terkendali.