Sabtu Pahing, 21 Desember 2024
Rumahku istanaku. Semua orang pasti berharap itu terjadi pada tempat tinggal mereka. Sekecil apapun rumah itu, ia bisa membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi seluruh anggota keluarga. Namun ada pula yang mengalami sebaliknya. Rumah bagaikan sebuah neraka. Dipenuhi dengan pertengkaran dan ketidakharmonisan meski rumah itu besar dan mewah, dipenuhi banyak persoalan yang membuat sengsara penghuninya dan cepat atau lambat pasti akan membawa dampak lebih buruk. Fisik, pikiran, maupun psikis (kejiwaan) salah satu atau seluruh anggota keluarga akan terkena gangguan. Fisiknya digerogoti bermacam penyakit, sedangkan pikiran dan jiwanya menjadi kacau, stres bahkan sampai gila.
Maka, agar kebahagiaan dan kedamaian menghampiri, segala kesusahan pergi, pemilihan dan penataan tempat tinggal menjadi nomor satu. Terutama yang berkaitan dengan tanah atau lahan rumah itu didirikan, atap, dan tata interiornya. Bila ada rumah menyebabkan kacau pikiran,stres, hingga gila, pertama disebabkan oleh tanah atau lahannya,” kata Suhu Yusuf Bingo fnnuwijaya, paranormal dan pakar fengshui dari Surabaya.
Rumah akan menjadi 'panas' dan mengundang banyak persoalan, bila tanah yang dipakai adalah lahan bekas kuburan. Tanah seperti ini akan membawa hawa-hawa negatif dari arwah atau tulang-belulang orang yang dikuburkan disitu. Gangguan lebih nyata adalah datangnya mahluk halus atau setan yang merasuki salah satu penghuni rumah. Hal yang sama juga bisa terjadi pada lahan bekas pembunuhan.
Maka, bila lahan seperti itu terpaksa dipilih untuk pendirian rumah, sebaiknya dilakukan 'pembersihan' atau ruwatan lebih dulu dengan selamatan menurut kepercayaan agamanya atau budaya setempat. Tanah yang didalamnya terdapat bekas-bekas ditanami tumbal atau ciswak juga tidak baik. Karena penghuni atau pemilik rumah yang baru belum tentu cocok dengan tumbal-tumbal tersebut. Bila ini terjadi, selain menyebabkan berbagai masalah, tumbal yang sudah “ngurak” tersebut juga akan muncul dalam wujud hantu atau lelembut. Dan sama seperti tanah bekas kuburan, mahluk-mahluk itu akan mengganggu penghuni, merasuki dan membuatnya gila.
"Lahan yang didalamnya terpendam benda-benda pusaka semacam keris atau tombak dan benda kuno seperti ptfung, juga tidak baik. Bila tetap didirikan rumah, akibatnya hampir sama dengan lahan yang dipenuhi tumbal atau ciswak. Seharusnya lahan yang ada tumbal atau ciswak, apalagi sudah bertahun bahkan puluhan tahun wajib di bersihkan dengan menanam ciswak pembersih.
“Saya pernah diundang sebuah keluarga yang salah satu anggotanya sakit-sakitan. Setelah di tanam ciswak perbersih - ternyata di halaman rumah itu, terdapat patung kuno yang menyembul dari dalam tanah,” cerita Suhu Bingo. Maka bila sebelumnya sudah diketahui di ahan tersebut terpendam benda-benda seperti diatas, sebaiknya dibersihkan lebih dulu. Digali dan didiselamati. Sebelum disucikan, lahan bekas parit atau sungai yang diuruk juga tidak baik untuk pendirian rumah. Hawa "yin" yang ada didalamnya, bisa mendatangkan berbagai masalah, terutama penyakit yang tak kunjung sembuh.
Selain 'jenis-jenis' tanah di atas, tanah sengketa, tanah hasil rampasan, bekas tempat jagal hewan, dan bekas pembuangan sampah, juga tidak baik untuk rumah. Tanah sengketa tidak akan memberikan ketenteraman. Sejak awal lahan atau rumah ini sudah diwarnai pertikaian yang seringkali disertai berbagai kutukan. Hal semacam ini juga terjadi pada tanah hasil rampasan. Sedangkan rumah bekas jagal hewan mendatangkan suasana angker dari hawa pembunuhan yang sulit dihilangkan. Sementara lahan bekas pembuangan sampah akan mendatangkan bibit-bibit penyakit.
Atap rumah bisa mendatangkan berbagai masalah bila bentuknya tidak pas atau kondisinya tidak layak pasang lagi. Karena berhubungan dengan konsep pelindung, atap tidak boleh rusak atau bocor. Selain rumah akan kemasukan air hujan, atap bocor juga bisa membawa hawa-hawa buruk, yang berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan penghuni. Warna atap biru juga harus dihindari karena merupakan lambang air. Sedang bentuknya lebih baik bila biasa, simpel, seperti bentuk segitiga.
Agar kondisi anggota keluarga selalu tenteram, tidak terbebani masalah yang bisa menyebabkan gangguan jiwa, bentuk ruang dalam rumah juga harus diperhatikan. Sisi-sisi ruang yang tidak beraturan sebaiknya jangan sampai ada. Sisi seperti ini berpotensi mengundang berbagai masalah ke dalam rumah. Bila ini terjadi, tentu beban pikiran, stres, hingga gangguan jiwa yang tidak ringan juga yang datang.
Menurut Suhu Bingo, benda-benda yang mempunyai kekuatan magis sebaiknya juga harus disingkirkan jauh-jauh dari rumah terutama bagi yang tidak punya kemampuan memeliharanya. Bagi yang tak mampu, kecenderungan untuk dirasuki "penghuni" benda-benda tersebut besar kemungkinan terjadi. Benda-benda ini bisa menjadi sarana terjadinya transfer energi termasuk energi-energi jahat. Pintu yang membuka keluar juga tidak boleh. Pintu seperti ini cenderung menolak datangnya hawa baik dan mengundang hawa-hawa buruk.
Selain hal-hal di atas, ada satu hal lagi yang harus diperhatikan, yaitu warna rumah dan perabotannya. Warna ini erat kaitannya dengan elemen shio yang dimiliki pemilik rumah. Bila pemilihan warna rumah tersebut tidak seimbang dengan elemen shio-nya, tentu berbagai masalah akan menghinggapi. Bagi yang berelemen kayu, jangan terlalu banyak warna merah yang merupakan lambang api. Bagi yang berelemen air jangan terlalu banyak warna coklat atau hijau (kayu). Dua warna ini juga harus diperhatikan oleh mereka yang berlemen tanah. Yang berelemen api jangan berlebihan dengan warna biru (air). Sedang yang berelemen logam, sebaiknya tidak terlalu banyak memakai warna merah dan biru.