Sabtu Pahing, 21 Desember 2024


Pesugihan Gunung Puncak Pati


Pesugihan Gunung Puncak Pati

Kall ini kami menelusuri tempat keramat di perbatasan Kabupaten Ciamis. Menurut sumber, tempat keramat itu belum terlalu banyak dikunjungi Oleh para pelaku ritual dengan jalur instan. Dengan peralatan sederhana kami menempuh perjalanan sekitar 2 jam di tengah-tengah hutan belantara untuk mencapai lokasi. Di sepanjang perjalanan kami mencoba memotret beberapa lokasi keramat, namun anehnya tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Ternyata yang tampak adalah sebuah potret rambut mahluk halus padahal jarak antara kami dengan arah sasaran berkisar antara 4 meter saja. Waktu itu kami sengaja menjepret salah seorang pelaku yang hendak melaksanakan ritual di keramat Gunung Puncak Pati. 

Betapa wingitnya hutan belantara tersebut sehingga tidak bisa ditembus oleh kamera. Hasil jepretan itu kami tanyakan kepada Wak Simin, Juru kunci keramat tersebut. Ternyata menurut penjelasannya, foto yang tampak dalam kamera digital tersebut adalah rambut mahluk halus bernama Eyang Ki Jaga Bero. Berhubung waktu itu juru kunci sedang punya acara ritual dengan salah seorang pelaku dari kota Sukabumi maka sengaja dia mengundang kami untuk sekaligus meliput acara ritual ghaib tersebut. 

Sebelum tiba di lokasi keramat Gunung Puncak Pati, juru kunci terlebih dahulu sungkem pada dua makam panjang berukuran 3 meter yakni makam keramat Mbah Jamrong dan makam Ibu Siti Jenar. Selanjutnya kami tabur bunga panca warna agar si pelaku bisa diberi kemudahan dalam melaksanakan ritual dan segera diberi keputusan secepatnya. Ritual nazar pun selesai, lalu rombongan segera melanjutkan perjalanan menuju keramat Puncak Pati yang tinggal beberapa ratus meter saja. Sudah beberapa kali pelaku ritual terjatuh, seluruh pakaian nya belepotan dengan tanah lantaran medannya cukup licin bertepatan dengan musim penghujan. 


Baca juga :

Setibanya di lokasi, juru kunci dan pelaku ritual, sebut saja namanya Acun, langsung memulai ritual dengan memakai sarana yang cukup sederhana. Pertama-tama juru kunci memulai ritualnya dengan cara memotong ayam berontok yang tujuannya adalah sebagai serah terima antara makhluk Tuhan yang berbeda alam. Sebelum ritual, terlebih dahulu juru kunci bertanya pada Acun apakah mau ambil ikan tawes, emas atau ikan gurame. Artinya ketiga ikan tersebut adalah simbol tumbal yang akan diserahkan pada mahluk ghaib yang bersemayam di keramat tersebut. Setelah acara ritual itu selesai kepala ayam yang sudah di sembelih itu lantas ditaburi minyak wangi serta kembang lalu dibungkus dengan kain kapan untuk dikubur dibawah batu besar yang ada di tempat keramat itu. 

Namun betapa kagetnya kami, baru saja ditinggal beberapa menit di lokasi itu Acun langsung kabur dari tempat ritual tersebut. Sia-sialah ritualnya itu. Setelah didesak oleh juru kunci barulah Acun mengakui kenapa dia lari. Dalam perjalanan pulang itu, Acun menceritakan, di atas batu besar muncul sosok ghaib memakai jubah putih berkepala pelontos (botak). Makhluk bertubuh besar itu datang menghampiri Acun dan seketika itu pula dia lari tunggang langgang. 

Gagal sudah ko Acun jadi orang kaya, diapun mengakui kalau kegagalan itu adalah ulahnya sendiri. Belum apa-apa rasa takut sudah menghantui dirinya. Orang-orang seperti inilah yang mempermainkan mahluk ghaib, di mana ketika ritual pemanggilan mahluk ghaib juru kunci bekerja secara mati-matian untuk menghadirkan dedemit atau mahluk halus penghuni keramat. Namun setelah ritual tersebut selesai malah si pelakunya sendiri yang kabur. Pelaku seperti ini jika melakukan ritual di tempat keramat lain pasti akan selalu mendapat kegagalan sebab hubungan antara mahluk ghaib sangatlah cepat. 

Berbeda dengan hasil ritual Supardi dari Cianjur, Supardi masuk kerarnat pukul 15.00. Seperti biasanya juru kunci beres-beres sesaji tepat di hadapan batu besar itu. Keramat tersebut tepat di puncak gunung yang paling tinggi. Luas lokasi keramat sekitar 4 meter persegi, tempatnya sangat berbahaya sekali. Di samping kiri kanannya serta depan tempai lokasi itu adalah sebuah jurang dengan ketinggian sekitar 700 meter. Jika pelaku itu lari ketakutan sudah pasti akan masuk jurang dan hanya tinggal namanya saja. Tanah yang dipijak di sekitar keramat jika dipukul-pukul terdengar suaranya menggema seperti diatas goa. Satu-satunya jalan agar selamat yakni harus bertahan dan nekad. 

Ketika Supardi ritual dimalam pertama dirinya sudah ditemui oleh dedemit penghuni keramat itu. Tubuhnya tinggi besar yang tak lain adalah Eyang Ki Jaga Bero sebagai penjaga harta karun berupa uang dan perhiasan. Selain itu, demit ini juga bisa member keputusan pada setiap pelaku ritual. Besar dan kecilnya pemberian dari raja maupun permaisuri itu tergantung keputusan dari maha patih Eyang Ki Jaga Bero. Pada ritual malam kedua Supardi ditemui lagi oleh Eyang Ki Jaga Bero. Kali ini Supardi disuruh memilih ketiga pilihan, ikan tawes, emas dan gurame. Sama seperti yang dialami oleh Acun yang akan dijadikan tumbal pesugihannya. Teryata Supardi meyerahkan siapa saja yang diminta oleh mahluk ghaib tersebut asalkan hidupnya jadi kaya raya. Naujubillah himinzalik. 

Kemudian pada ritual malam ketiga Supardi ditemui kembali oleh Eyang Ki Jaga Bero dimana malam itu dirinya diperlihatkan langsung dengan korban yang akan ditumbalkan. Ternyata itu adalah suatu cobaan saja apakah dirinya itu tega menyerahkan tumbal atau tidak. Tubuh korban posisinya sedang digencet oleh sebuah karung dengan beban yang sangat berat sekali. Lidahnya menjulur keluar, sedang matanya melotot merasakan sakit yang tak terhingga sebab orang itu yang membuat hancumya rumah tangga Supardi. 

"Bukankah orang itu yang akan kau serahkan padaku supardi?" Ucap Eyang Ki Jaga Bero ciengan sangat tegas. 

"Betul Eyang dia yang telah merebut istriku," ujar Supardi sangat singkat.

"Baiklah aku akan terina persembahanmu, tapi ingat bekas istrimu itu akan aku ambil sebagai emban kerajaan apa kau sanggup?" Ternyata Eyang Ki Jaga Bero pun menghendaki bekas istri Supardi untuk dijadikan emban sebab selama Eyang Ki Jaga Bero bertugas sebagai penjaga harta dan kekayaan raja dirinya tidak memiliki emban. 

Siapa sebenamya orang yang dijadikan tumbal oleh Supardi dan siapa pula istri yang dikendaki oleh Eyang Ki Jaga Bero? Tak lain adalah Supangat, dia seorang rentenir musuh masyarakat kecil. Boro-boro menolong orang yang sedang kesusahan malah sebaliknya mencekik rakyat kecil dengan suku bunga yang sangat besar. Siapa pula istri muda Supangat yang dikehendaki oleh Eyang Ki Jaga Bero itu. Tak lain adalah Ponijah wanita paling cantik di tempat tinggalnya di kampung Bangunharja. 

Setelah dari ritual, Supardi langsung pulang menuju rumahnya. Malam itu juga dia langsung melaksanakan ritual pati geni selama 3 hari 3 malam. Itu atas petunjuk dari Eyang Ki Jaga Bero. Untuk sementara istri dan anaknya disuruh ikut pulang ke orang tuanya, maksudnya agar ritual pati geni itu lancar dan tidak terganggu. Apalagi di rumahnya ada anak yang masih kecil takut kena sambaran mahluk ghaib atau sejenis dedemit yang hendak dipanggil oleh Supardi untuk dihadirkan di rumahnya. 

Malam pertama dan kedua ketika pati geni itu berlangsung tidak ada tanda-tanda mahluk ghaib itu muncul hanya tubuhnya saja yang dikerubuti oleh binatang kecil seperti kecoa dan semut. Ketika malam ketiga barulah mahluk itu muncul dengan wajah yang sangat menakutkan, giginya bertaring pendek, matanya berwarna merah dan berkepala botak. 

"Ha.. Ha....Ha.. temyata kau masih bertahan Supardi," suaranya sangat keras sekali. 

"Siapa sebenarnya Eyang yang hadir di hadapanku?" Supardi balik bertanya. 

"Apakah kau lupa Aku adalah penguasa gunung Punck Pati yang akan memberi kekayaan padamu. Terimalah ini, bahwa kau diterima sebagai pengikutku dan jangan lupa Ponijah akan aku ambil sebagai embanku paham?" 

"Baiklah Eyang." 

Secepat kilat Eyang Ki Jaga Bero menghilang dari pandangan Supardi. Lantas apa yang diserahkan pada supardi itu? Ternyata sejumlah uang sangat banyak dan tersusun sangat rapih. Lantas kejadian apa yang menimpa pada diri Supangat dan Ponijah mantan istrinya yang sudah dinikahi oleh Supangat? 

Supangat mati sangat mengenaskan ketika hendak pergi ke tempat kerjanya. Mobilnya menabrak benteng pembatas jalan dan tewas seketika. Selang beberapa bulan kemudian, Ponijah dinyatakan hilang setelah tubuhnya terseret ombak laut ketika dirinya sedang berrekreasi di pantai Gunung Selok. Setelah kejadian itu memang kehidupan Supardi jadi kaya raya. Berapa besar uang yang Supardi terima dari Eyang Ki Jaga Berok? Hanya dia sendirilah yang tau, sayangnya kekayaan yang dia miliki itu adalah dari jalan sesat yang tidak diridhoi oleh Allah SWT.








GEMBLENG

Ditempa melalui proses pengisian kekuatan gaib.

SELUT

seperti mendak, terbuat dari emas atau perak, bertatahkan permata. Tetapi fungsi selut terbatas hanya sebagai hiasan yang menampilkan kemewahan. Dilihat dari bentuk dan ukurannya, selut terbagi menjadi dua jenis, yaitu selut njeruk pecel yang ukurannya kecil, dan selut njeruk keprok yang lebih besar. Sebagai catatan; pada tahun 2001, selut nyeruk keprok yang bermata berlian harganya dapat mencapai lebih dari Rp. 20 juta! Karena dianggap terlalu menampilkan kemewahan, tidak setiap orang mau mengenakan keris dengan hiasan selut.




RAMALAN


Grup Telegram Dunia Gaib

belajar metafisika