Sabtu Pahing, 21 Desember 2024
Dapur keris Naga Pacet memang masih terasa asing. Bahkan, dalam katalog tosan aji, tidak pernah disebut-sebut. Hanya kalangan penggemar tosan aji tertentu yang mengenalnya, meski sangat sedikit yang dapat melihat wujudnya. Apalagi yang memilikinya, dapat dipastikan sangat langka. Menurut kepercayaan, kadunungan keris Naga Pacet itu seperti kacumondokan Wahyu Kaya Raya.
Salama terjun mengenal belajar tosan aji sejak 1994 hingga 2003, kami baru satu kali melihat bentuk dapur keris Naga Pacet yang sangat tersembunyi keberadaannya ini. Itupun secara kebetulan dan akhirnya, sang pemilik pusaka langka tersebut mangisahkan asal muasal memperoleh keris ini. Inilah kisahnya:
Badri lahir dari keluarga tak punya, bahkan pria kelahiran 1965 ini tidak mengecam pendidikan lanjut, hanya sampai SD. Setelah lulus SD, si kecil Badri belajar bekerja di tempatnya Mbah Gino, seorang pembuat warangka keris dan ahli tangguh pusaka. Menginjak remaja, Badri sudah ahli membuat warangka keris, baik yang berbentuk ladrang, gayaman, ataupun sandang walikat dan berbagai daerah di nusantara, dengan kualitas tinggi.
Sayangnya, belum cukup modal untuk mandiri, Mbah Gino sudah meninggal. Ia tak memiliki putera, sehingga warisannya dibagi-bagikan pada saudaranya. Badri masih beruntung sebab diberi sebilah cundrik (keris kecil) oleh Mbah Gini, yang katanya sebagai sarana untuk muktzi wibowo kelak. Badri kurang memahamu maksud Mbah Gino. Saat keris dibuka, terlihat bilahnya dipangkal atas terdapat ornament seperti seekor ular atau cacing berbentuk sederhana sekali. Ia belum pemah melihat keris kecil seperti ini. Inilah Naga Pacet, keris yang sangat langka.
Sepeninggal Mbah Gino, Badri menjadi buruh kerja pada perajin pusaka bemama Pak Parjo, yang juga membuka kios pusaka, dan ia yang dipercaya menjaganya. Hubungan Badri makin luas. Kios yang dijaga maju pesat. Sayangnya, ada perselisihan management antara Badri dan Pak Parjo. Mereka pecah....
Tak ada modal, Badri hanya punya kios dengan sisa kontrak 6 bulan. Dan dagangan kala itu hanya 6 keris saja. Namun ia tetap tabah. Sungguh fantastis, hanya dengan waktu 6 bulan dan modal awal 6 keris, kios Badri sudah penuh sesak dagangan, yang awalnya dari rekan titip dijualkan, dapat digunakan modal untuk pengembangan usaha. Dan kemajuan itu terus meningkat pesat sekali. Hanya 3 tahun, kios yang dulunya kontrak, dapat dlbeli. Dan rumah yang terbuat dari bambu telah dibangun tembok yang kuat dan bertingkat.
Saat kami bertanya, ia bilang “Apa mungkin ini pengaruh aura keris Naga Pacet pembenan Mbah Gino, ya? Tapi, aku tak pernah merawatnya, selain hanya meminyakinya saja. Dan saat kami bincang-bincang
dengan Badri di lantai atas rumahnya sambil mengamati sosok keris Naga Pacet, tiba-tiba isteri Badri, Waginah, bi1ang ada yang mencari suaminya. Ternyata tamu tersebut sahabat kami juga, Pak Domi, pengusaha dan kota Atlas, yang suka tosan aji.
Bertiga kami mengamati keris yang sederhana tapi sangat langka ini. Sebagai penggemar tosan aji, tampak Pak Doni begitu terpesona dengan keris Naga Pacet. “Begini saja, ini BPKB, STNK, kontak, dan mobil kijang innova yang baru aku beli 6 bulan kemarin, aku tinggal. Untuk memahari keris Naga Pacetemu kata Pak Doni. Mendengar itu, Badri seperti tak percaya, hampir saja pusaka itu berpindah tangan bila Badri tak ingat wasiat Mbah Gino agar ia jangan menujual keris tersebut. Hingga sekarang keberadaan Badri memang hidupnya cukup mewah, ia juga sudah membangun rumah bertingkat lagi di daerah Semanggi, juga di daerah Plumbon. Posisinya dalam organisasi makin mapan saja. Apakah semua ini karena sawab aura keris Naga Pacet? Wallahu’alam bis sahwab..
Selama bertahun-tahun kami mencari jawaban atas kemisteriusan Naga Pacet tersebut. Dan baru ketemu di benda-benda bertuah masyarakat Jawa milik Anan Hajid Triyoga, yang ada kaitannya dengan pusaka tersebut. Menurul Anan, keris kecil itu dinamakan Naga Pacet karena meski bentuknya kecil, tapi memang masuk kategori ular, namun anehnya ia berjalan seperti seekor pacet. Saat ini kebaradaannya sangat langka. Ia sering disebut pula dengan nama Ular Tanah. Ular tanah memiliki bentuk tubuh yang kecil, berjalan dengan meloncat dan satu tempat ke tempat lain dengan menekuk tubuh kemudian meloncat. Pada saat mendarat pada suatu tempat, maka taringnya adalah berfungsi sebagai kaki yang meletakkan ular pada batang pohon atau tempat tertentu.
Kadar racun yang dimiliki oleh ular ini tergolong paling mematikan dibanding dengan ular lainnya. Jika digigit oleh ular ini, maka kemungkinan untuk selamat kecil sekali. Biasanya satelah digigit, maka hanya
dalam waktu 5-6 menit, racun sudah bereaksi dalam darah dan menjadikan darah langsung membeku.
Dengan membekunya darah, maka pembuluh darah akan tersumbat, sehingga jantung akan memberikan pemompaan darah yang cepat. Dan reaksi ini, maka darah akan keluar dan kelima panca indera dan akan akan menyebabkan kematian.
Ular ini, bisa hidup di habitat yang banyak terdapat pohon dengan kulit pohon yang lunak, seperti pohon pisang. Untuk ukuran ular, biasanya hanya sebesar ibu jari. Dan dengan ukuran begitu, ular tanah mampu meloncat sejauh 5 meter. Warna kulit ular tanah ini menyamai warna tanah tempat ia berada. Konon, dahulu Ular Tanah banyak terdapat di pulau Jawa dan hutan Nusakambangan. Inilah kaitanya dengan keris Naga Pacet.
Zaman dahulu,biasanya seorang ahli senjata akan sangat senang, jika mendapati Ular Tanah yang langka ini, yang digunakan sebagai aiat pembuat racun paling mematikan. Cara yang biasa dilakukan oleh seorang empu adalah dengan menggunakan bangkai ular yang masih baru ini sebagai berikut :
1.Senjata ditusukan pada bangkai ular tanah
2. Ular yang telah ditusuk dengan senjata disimpan hingga ular benar-benar kering.
3. Senjata dilepaskan dan bangkai ular tanah.
Dengan cara itu, racun yang ada pada bangkai ular tanah akan menempel pada senjata tersebut hingga beberapa puluh tahun jika senjata tersebut tidak terkana air atau dilapas dan warangkanya. Bahkan, bisa
ratusan tahun lamanya.