Jumat Wage, 2 Mei 2025
Dunia adalah panggung sandiwara. Allah sesungguhnya menciptakan manusia dengan membuat game atau permainan "mencari Tuhan" karena memang pada akhirnya yang selamat adalah orang yang dapat menemukan Tuhan dan kembali kepada Tuhan. Banyak orang penasaran dengan sosok Tuhan yang kemudian berlabuh pada beberapa agama. Saat orang berlabuh pada suatu agama maka yang kemudian muncul adalah doktrin surga dan neraka yang pada akhirnya doktrin inilah yang "dijual" agar suatu agama makin banyak pengikutnya. Kita bisa melihat pada tayangan-tayangan di sosial media orang berdebat agama baik itu berdebat dengan pemeluk agama yang berbeda. Jika dari tayangan tersebut si pendebat menang maka yang menonton pun akan semakin yakin dengan ajaran agamanya sendiri. Kita akan merasa bangga jika ada orang masuk ke agama yang kita anut apalagi jika yang pindah agama tersebut adalah dari sosok publik figur yang terkenal. Biasanya sosok tersebut kemudian akan menjadi pemuka agama baru dengan berdakwah menjelek-jelekan agama yang dulunya dianut.
Jadilah kemudian agama hanyalah menjadi barang dagangan semata dan tidak menjadi esensi lagi untuk umat manusia. Pada akhirnya banyak orang yang taat beragama kemudian malah melakukan kejahatan dimana-mana. Padahal adanya agama itu dimaksudkan agar manusia dapat mencari jalan kembali kepada Tuhannya dan itu hanya bisa dilakukan jika melakukan kebajikan sesuai yang diajarkan di agama tersebut.
Karena penulis adalah seorang muslim, maka penulis hendak mengabarkan rahasia yang tidak banyak orang mengetahuinya karena rahasia ini banyak disebumbunyikan orang karena memang pengetahuan ini tidak banyak orang yang mampu menyerapnya karena tergolong dalam rahasia ilmu tauhid. Jadi jika tidak dipahami dengan benar akan menimbulkan fitnah dan salah paham misalnya dalam kasus syekh Siti Jenar, Abu Mansur Al Hallaz, Hamzah al Fansuri hingga Yesus/Nabi Isa dimana beliau beliau ini dianggap mengaku sebagai tuhan. Padahal jika memahami tauhid dengan benar maka salah paham ini tidak akan ada. Nabi Muhammad sendiri berdakwah ilmu tauhid 13 tahun, hanya 11 orang yang benar-benar paham dengan ilmu tauhid.
Ilmu tauhid adalah ilmu untuk mengetahui atau mengenal Allah (makrifatullah). Bahkan sebelum datangnya perintah sholat 5 waktu, Nabi Muhammad harus meniti jalan untuk makrifat kepada allah dan akhirnya mengenal allah dengan sebenar-benarnya itu baru terjadi pada peristiwa Isra Mikraj. Peristiwa isra mikraj itu terjadi sekitar 20 tahun kemudian setelah Nabi menerima wahyu yang pertama di gua hira. Jadi Nabi bertemu dengan Allah baru terjadi pada peristiwa isra mikraj.
Hadist Nabi SAW :
"Awaludin Makrifatullah" : awal mula belajar agama adalah mengenal allah. Lalu bagaimana cara mengenal allah? Menurut Nabi SAW, dalam hadistnya :
1. "Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu" : Barang siapa mengenal diri maka ia akan mengenal Tuhannya.
2. "Man tolabal maulana bi ghoiri nafsi, faqod dolla dollalan baida" : barang siapa mencari Tuhan diluar daripada dirinya, maka sungguh ia berada dalam kesesatan yang jauh.
Jadi cara mengenal allah adalah dengan mengenal diri sendiri dulu. Mengenal diri untuk mengetahui siapa sesungguhnya al insan (manusia) itu.
Untuk mengenal diri maka harus paham asal muasal diri dan kemana diri ini akan menuju yang dalam konsep jawa dikenal dengan konsep "sangkan paraning dumadi". Jawabannya di dalam Quran dikatakan "innalillahi wa inna ilaihi rojiun". Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Karena manusia berasal dari allah maka kita harus tahu dulu sejarah penciptaan manusia.
Dalam buku "Sirrul Asror" karya sultonul aulia Syekh Abdul Qodir Jaelani diceritakan sebelum adanya penciptaan alam semesta dan manusia, adalah alam kekosongan. Kosong namun isi karena yang ada hanyalah Allah. Bahkan saat itu Tuhan sendiri belum memiliki nama yang kita kenal dengan nama Allah seperti sekarang. Itulah kondisi yang disebut "la sautin wa la harfun" (tiada bersuara dan tiada berhuruf). Kemudian dalam hadist Qudsi Allah berkata : "Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, AKU INGIN DI KENALI, lalu aku ciptakan makluk agar mereka MENGENALI KU". Saat awal penciptaan yang diciptakan pertama kali adalah "Nur Muhammad".
Penting untuk dipahami bahwa Nur Muhammad bukanlah Nabi Muhammad bin Abdullah. Nur Muhammad hakekatnya adalah manifestasi wujud Allah. Karena Allah ingin dikenal maka Allah harus mewujudkan dirinya menjadi Nur agar bisa dikenal/dilihat. Nur diartikan : terang, jelas, nyata, wujud sehingga Allah sesungguhnya itu bukan hanya batin tetapi juga zohir (nyata/wujud) karena dalam Quran Al Hadid ayat 3 dikatakan "DIA yang Awal, DIA yang Akhir, DIA yang ZOHIR dan DIA yang Batin. Jadi Allah itu terang benderang nyata zohir wujudnya, Allah bersembunyi di tempat terang sehingga tidak perlu mencari Allah di tempat yang aneh-aneh melainkan cukup melihat dan mengkaji ke dalam diri.
Nur Allah adalah Dzat sedangkan Nur Muhammad adalah Sifat. Antara Dzat dengan Sifat adalah Esa atau tunggal alias tidak berpisah. Allah menggunakan istilah Nur Muhammad itu semua hanyalah nama lain karena hakekatnya Nur Muhammad adalah Allah juga. Dari sinilah awal mula 2 kalimat syahadat dimana terjadi penyaksian antara Nur Allah dengan Nur Muhammad. Kalimat "Asyhadu an laa ilaaha illallah" adalah penyaksian Nur Muhammad terhadap Nur Allah. Sedangkan "Wa Asyhaduanna Muhammadar Rasuulullah" adalah penyaksian Allah terhadap Nur Muhammad sebagai yang diutus ke bumi. Jadi 2 kalimat syahadat hakekatnya adalah Allah bersaksi atas diriNya sendiri karena Allah dan Muhammad tidaklah berpisah.
Dari Nur Muhammad inilah kemudian mewujud (big bang) menjadi alam semesta dengan seluruh isinya seperti langit, bumi, planet, malaikat, jin, iblis, air, tanah, udara, api, hewan, tumbuhan, manusia dan lain sebagainya. Meskipun alam semesta ini wujudnya Nur Muhammad namun KESEMPURNAAN Nur Muhammad adalah pada diri yang disebut Insan atau Manusia. Yang lebih sempurna lagi dari wujud Nur Muhammad adalah pada diri 124 ribu Nabi/Rosul dan wujud paling sempurna No.1 adalah pada diri Nabi Muhammad SAW bin Abdullah. Itulah sebabnya Nabi Muhammad menjadi uswatun hasanah atau teladan bagi umat manusia dengan akhlak yang sempurna. Jadi meskipun kita bukan nabi dan rosul, namun diri kita juga merupakan bagian dari Nur Muhammad tersebut. Ibarat Nur Muhammad adalah lautan maka alam semesta dan manusia adalah tetesan air laut tersebut yang meskipun jumlahnya banyak namun hakekatnya berasal dari yang satu.
Jadi Nur Muhammad itu secara zohir adalah batang tubuh manusia dan secara batin adalah Ruh yang ditiupkan Allah pada saat dikandungan. Ruh inilah yang menggerakan batang tubuh manusia. Dalam surat As Shad ayat 72 : "Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya Ruh-Ku". Di dalam Islam, untuk memahami Nur Muhammad akan berbeda-beda sesuai maqom atau level pengetahuan masing-masing :
1. Nur Muhammad menurut pemahaman Syariat adalah ciptaan Allah (makhluk), hamba Allah. Itu sebabnya di terjemahan Quran As Shad ayat 72 ditambahkan dalam kurung kata "ciptaan" sehingga menjadi : Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku.
2. Nur Muhammad menurut pemahaman Thorekot adalah cermin Allah yaitu tempat memandang wujud Allah.
3. Nur Muhammad menurut pemahaman Hakekat adalah wujud Allah.
4. Nur Muhammad menurut pemahaman Makrifat adalah Allah itu sendiri karena semua ciptaan Allah adalah berasal dari diriNya sendiri sehingga surat As Shad ayat 72 tetap diartikan Ruh Allah atau Dzatnya Allah.
Mayoritas pemahaman yang berkembang di Indonesia tentang Nur Muhammad adalah pada level syariat sehingga disini ada 2 wujud yaitu Allah dan hamba padahal secara pemahaman hakekat-makrifat, Allah itu memiliki sifat wujud dan selain allah itu adalah "adam" (tiada berwujud). Jadi menurut pemahaman hakekat-makrifat, Allah itu satu-satunya yang wujud sedangkan manusia tidak boleh mengklaim sifat wujud Allah sebagai sifat manusia. Manusia tidak boleh merasa dirinya ada karena yang ada hanyalah Allah. Inilah dasar bertauhid secara murni bahwa yang wujud/ada hanyalah Allah.
Dari tulisan diatas, kini kita sudah paham bahwa diri kita awal mulanya adalah Ruh dimana ruh inilah yang disebut Nur Muhammad yang ditiupkan ke dalam diri kita saat di rahim dan Nur Muhammad tak lain dan tak bukan adalah Allah juga. Jadi rahasia diri manusia itu sesungguhnya adalah wujud Allah secara fisik dan ruhani. Itu sebabnya dalam hadist Qudsi, Allah mengatakan : "Insan (manusia) itu rahasia-Ku dan rahasia-Ku adalah sifat-Ku dan sifat-Ku itu tiada lain adalah Aku".
Itu sebabnya pula di dalam sifat 20 yang pernah kita pelajari di semasa sekolah ada sifat-sifat Allah yang melekat pada diri manusia yaitu sifat ma'ani dan ma'nawiyah : Bashor (Bashirun) - melihat, Sama' (Samiun) - mendengar, Kalam (mukalimun) - berkata-kata, Hayat (hayyun) - hidup, Ilmu (alimun) - mengetahui, Qudrot (Qodirun) - berkuasa, Iradat (Muridan) - berkehendak. Ternyata Manusia bisa hidup, melihat, mendengar, berkalam, berilmu, berkuasa dan berkehendak karena adanya Allah yang ada di dalam diri yaitu berupa Ruh. Jadi kita selama ini tahu pelajaran sifat 20 namun sedikit yang paham mengapa sifat Allah itu ada pada diri manusia.
Jadi kini anda sudah paham Hadist "Barang siapa mengenali diri maka akan mengenali Allah" karena ternyata anda adalah wujud zohir dan batinnya Allah. Jika anda sudah berpaham makrifat seperti ini maka cukuplah anda DIAM dan paham. Maqom tertinggi orang makrifat adalah DIAM. Mengapa harus diam? agar tidak menjadi fitnah dan permasalahan karena mayoritas manusia banyak yang tidak mengetahui rahasia ini sehingga anda bisa dianggap sesat oleh mereka yang belum paham. Belajar makrifat bukanlah untuk mengaku-aku diri menjadi Tuhan namun belajar makrifat itu untuk memahami bahwa tidak ada apapun yang wujud melainkan hanya Allah. Belajar makrifat adalah untuk bertauhid secara murni bahwa diri kita adalah bagian dari diri Allah sebagai sesuatu yang tunggal/esa. Allah dan manusia hakekatnya tidaklah pernah berpisah. Dalam Al Quran dikatakan :
Anda pastinya paham soal Syekh Siti Jenar, Al Hallaj hingga Nabi Isa (Yesus) yang mengatakan dirinya Tuhan yang kemudian menjadi banyak masalah. Bahkan Nabi Muhammad pernah ditanya oleh sahabatnya tentang siapa sebenarnya diri Nabi, lalu Nabi menjawab : Ana Ahmad bi la mim" yang artinya Saya Ahad/Tuhan.
Pertanyaannya adalah kenapa para kekasih Allah itu mengatakan dirinya Tuhan? disinilah terjadi benturan pemahaman antara orang syariat dengan orang makrifat. Orang syariat belum memahami rahasia diri sehingga sering salah paham terhadap orang makrifat. Jawaban singkatnya adalah di dalam diri manusia ada ruh dan jiwa (nafs). Saat bayi, kita semua kondisinya adalah fitrah/murni. Saat dewasa jiwa akan terkotori oleh hawa nafsu. Saat kekasih allah ini mampu membersihkan jiwanya dari hawa nafsu, maka Ruhnya menjadi murni kembali terlepas dari kotoran jiwa atau kembali ke fitrah aslinya sehingga yang mendominasi di dalam dirinya adalah Sang Sejati Diri yaitu Allah sehingga jika mereka mengaku Allah maka sesungguhnya yang bicara/berkalam itu adalah Allah sendiri dan bukan jiwa manusianya. "Aku Allah" lah yang berkalam/berkata dan bukan "aku manusia" atau jiwa yang berkalam.
Beda halnya jika manusia jiwanya masih kotor seperti firaun lantas mengaku Allah barulah itu dihukumi haram karena yang berkata adalah "aku manusia". Maka PR atau pekerjaan rumah manusia di dunia itu adalah bagaimana "kembali ke fitrah" atau memurnikan jiwa dari segala hawa nafsu dan "keakuan diri" yang merasa dirinya berkuasa, berilmu, hebat, paling benar dan keakuan lainnya sehingga timbul sifat sombong pada diri manusia. Para kekasih Allah ini sudah meniadakan dirinya atau memfanakan dirinya sehingga yang mendominasi dirinya bukan lagi jiwa yang kotor melainkan Allah.
Perdebatan Soal Yesus Tuhan atau Utusan Tuhan
Banyak kita menyaksikan video perdebatan yang tiada henti soal Yesus (Nabi Isa) itu hanya utusan Allah ataukah Allah yang menjadi manusia. Perdebatan ini sesungguhnya akan terus menerus terjadi kecuali mereka telah berada pada pemahaman makrifat yaitu sudah mengenal rahasia diri dan mengenal Allah. Pada pemahaman makrifat, yesus berkata dirinya Tuhan adalah benar karena yesus berasal dari Nur Muhammad dan Nur Muhammad itu tiada lain adalah Allah. Jadi Allah yang menciptakan Nur dan Allah itu juga yang menjadi Nur. Allah tidak serupa dengan sesuatu namun Allah nyata pada sesuatu karena yang sesuatu itu adalah yang menjadi sesuatu. Bagaimana mungkin Allah serupa dengan sesuatu karena semua yang sesuatu itu adalah diriNya sendiri. Jadi tidak ada sesuatu apapun diluar diriNya karena Allah meliputi segala sesuatu.
Yang perlu diluruskan dari pemahaman ajaran kristen soal yesus itu Tuhan adalah sebenarnya tidak hanya yesus yang merupakan wujud Tuhan namun semua manusia pun adalah wujud Tuhan. Bedanya adalah yesus dan semua kekasih Allah mampu "memfanakan dirinya" atau meniadakan keakuan dirinya sehingga yang melihat, mendengar, berkata-kata dalam diri para kekasih Allah adalah Allah itu sendiri. Umat kristen memilik konsep Trinitas yaitu Bapa, Putera dan Roh Kudus. Di dalam Islam pun sebenarnya serupa yaitu Nur Allah, Nur Muhammad dan Nur Insan. Hakekatnya mereka tidaklah berpisah, walaupun namanya berbeda namun hakekatnya Esa karena semua nama itu berasal dari diriNya. Allah menamakan dirinya berbeda-beda namun hakekatnya tetap Dia yang Esa.
Jadi umat kristiani jika ingin mengikuti jejak yesus maka wajib bertauhid dimana jangan hanya berhenti pada Yesus saja namun lihat juga siapa asal muasalnya yesus. jangan memisahkan antara Tuhan dan manusia karena Tuhan dan semua ciptaannya tidaklah pernah berpisah alias Esa. Inilah bertauhid atau mengesakan Allah bahwa tiada apapun yang kita pandang melainkan wujudnya Allah. Dalam Quran Al-Baqarah 115: "Hanya milik Allah timur dan barat. Ke mana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah". Jadi Yesus janganlah dianggap wasilah untuk menebus dosa karena yang bisa menebus/mengampuni dosa hanyalah Allah. Ini sama seperti Nabi Muhammad yang bisa memberikan syafaat untuk masuk surga dimana hakekatnya manusia tidak bisa memberikan syafaat melainkan hanya Allah. Namun karena Nabi Muhammad telah "meniadakan dirinya" maka kalam yang muncul adalah kalam Allah sehingga jika Nabi Muhammad bisa memberikan syafaat maka hakekatnya yang memberikan syafaat adalah Allah.
Setelah mengetahui rahasia diri, maka selanjutnya adalah kita harus mampu kembali kepada Allah. Ibarat kita ini tetesan air laut, maka kita harus mampu kembali ke laut sebagai asal muasal diri kita. Jangan mencari surga apalagi sampai mendapat neraka karena surga dan neraka adalah yang kita alami saat ini hidup di dunia. Surga dan neraka adalah gambaran jiwa kita di dunia ini. Dalam beribadah tujulah hanya Allah semata. Jika kita beribadah fokusnya pada mencari pahala dan surga maka pahala dan surga itulah berhala yang kita sembah. Cukuplah Allah yang ada dipikiran dan hati kita saat beribadah dan beraktivitas sehari-hari. Bertauhid adalah menjadikan Allah sebagai priotitas utama dalam kehidupan. Tiada yang ingin dituju,dicapai melainkan hanya Allah. Jika mampu kembali kepada Allah maka itulah nikmat yang berkekalan.
Ruh kita (Nur Muhammad) ini pernah bersyahadat menyaksikan Allah sebagaimana telah diterangkan diatas perihal syadahat. Hal ini direkam dalam Quran Surat Al A'raf Ayat 172 : "Alastu Birobbikum Qolu Bala Syahidna" yang artinya "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi". Saat kita lahir di bumi, mayoritas kita lupa kepada Tuhan karena jiwa ini dipengaruhi oleh panca indera sehingga masukan informasi dari panca indera menjadikan jiwa ini memiliki identitas seperti agama, suku, status sosial, keakuan diri, doktrin hidup dll. Jiwa (pikiran, perasaann, emosi) pun akhirnya menutupi ruh yang sejati. Jika ruh tertutupi oleh jiwa maka inilah yang disebut kafir. Jadi siapapun diri manusia dari apapun agamanya jika jiwanya kotor sehingga menutupi ruh sejati disebut orang kafir atau orang yang buta mata hatinya. Mata hatinya tidak bisa melihat kebenaran, tidak bisa melihat Allah.
Jika didunia ini kita buta mata hati maka di akherat pun akan buta mata hati. Jadi di alam dunia ini, manusia harus mencari Tuhan untuk bisa kembali kepada Tuhan. Ruh di kubur oleh jasad/batang tubuh manusia maka pertanyaan kubur itu yang harus bisa dijawab yaitu siapa Tuhanmu dan Siapa Rosulmu. 2 Pertanyaan tadi jawabannya adalah syahadat yang harus anda pahami sekarang sebelum ruh berpisah dari tubuh. Di alam dunia ini anda harus mampu bertemu, menyaksikan Allah. Kalau belum mampu bertemu Tuhan saat ini artinya diakherat pun tidak akan bertemu. Menemui Allah bukanlah setelah datangnya kematian. Justru sebelum datangnya kematian harus mampu berjumpa dengan Allah. Dalam Quran dikatakan : "Siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, di akhirat pun dia pasti buta dan lebih tersesat jalannya" (Al Isra 72).
Menemui Allah sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW melalui perjalanan ruhani yaitu pada peristiwa isro mikroj dimana beliau masuk sampai di alam sidratul muntaha untuk menemui Allah. Inilah rahasia isro mikroj yang tidak banyak diketahui orang karena yang dipahami orang soal isro mikroj adalah perintah sholat 5 waktu saja padahal rahasia yang tertinggi itu adalah bertemunya Nabi dengan Allah. Hanya saja memang rahasia ini oleh Nabi tidak diceritakan kepada banyak orang melainkan hanya kepada sahabat terdekatnya saja. Dalam buku sirrul asror pun memang dijelaskan bahwa Nabi tidak menceritakan semua hal kepada umatnya karena ada ilmu-ilmu rahasia yang hanya diberikan kepada orang tertentu saja sesuai tingkat pemahaman orang. Saat Nabi melakukan mikroj, di alam sidratul muntaha Nabi tidak melihat siapapun, inilah yang disebut alam musyahadah atau alam kekosongan. Nabi menengok kanan kiri atas dan bawah tidak ada apapun yang dijumpai. Namun begitu Nabi melihat ke dalam dirinya sendiri barulah Nabi tersadar bahwa dirinya adalah tiada lain adalah AKU yang Maha Hidup. Inilah kenapa disebut sidratul muntaha atau kesadaran tertinggi. Oleh karena itu Nabi dalam hadistnya pernah berkata : "Barang siapa melihat aku, maka itu sama saja dengan melihat Allah".
Jika anda ingin bisa mencontoh Nabi Isro Mikroj, maka yang harus anda lakukan adalah pembersihan jiwa terlebih dahulu barulah nanti akan diperjalankan Allah (isro mikroj) ke alam musyahadah. Untuk pembersihan jiwa, hanya Ilmu Sirrul Asror (Rahasia dalam Rahasia) yang dapat merobohkan sifat negatif dan keakuan diri. Sirrul Asror merupakan ilmunya para nabi/rosul/wali yang kni bisa anda praktekan jika ingin memang ingin menuju Allah. Berikut caranya :
1. Memahami Makna Syahadat & Sholawat
Rukun Islam ada 5 (Syahadat, Sholat, Puasa, Zakat dan Haji). Dalam kehidupan, kita melupakan syahadat karena langsung ngaji syariat seperti Sholat, Puasa, Zakat dan Haji. Padahal syahadat adalah No.1 yang harus dipahami dulu agar syariat lainnya tidak sia-sia. Mereka yang tidak paham syahadat maka syariatnya hanya ibadah fisik saja tanpa ruh dan efeknya adalah ibadahnya tidak mampu menghasilkan pribadi yang lebih baik dan iman yang ihsan.
Syahadat artinya menyaksikan jadi jika syahadat tidak menyaksikan Allah dan Muhammad artinya syahadatnya palsu. Syahadat bukan hanya diucapkan lalu di imani saja namun harus benar-benar menyaksikan. Hanya dengan mengetahui rahasia diri sendirilah kita dapat bersyahadat dengan benar-benar penyaksian dan bukan hanya diucapkan saja.
Awal mula syahadat sudah dijelaskan diatas saat Nur Allah dan Nur Muhammad bersyahadat satu sama lain. Meskipun ada 2 nama namun secara hakekat wujud tetaplah tunggal/esa. Saat manusia di bumi dan telah memahami rahasia diri dan rahasia Allah, maka saat manusia mengucapkan syahadat bermakna :
Allah adalah Dzat dan Muhammad adalah Sifat. Allah dan Muhammad adalah wujud yang satu dengan nama yang berbeda. Allah bertajali melalui Muhammad. Jadi syahadat adalah sumber tauhid murni dimana Tidak ada wujud lain selain hanya Allah yang wujud. Jadi saat kita mengucapkan syahadat maka kita juga menyaksikan wujud Tuhan dan Muhammad. Dengan pemahaman ini maka kita mengetahui bahwa sesungguhnya syahadat para nabi/rasul dan seluruh manusia hakekatnya adalah sama.
Begitu pun dalam hal ber-sholawat maka harus mampu membedakan Nabi Muhammad dengan Nur Muhammad. Saat membaca sholawat, kita harus memahami bahwa secara syariat kita bersholawat pada Nabi Muhammad SAW dan secara hakikat adalah kita bersholawat kepada diri kita sendiri karena diri kita adalah Muhammad (Nur Muhammad). Jadi membaca sholawat haruslah dengan pemahaman syariat dan juga hakekat agar diri anda juga mendapatkan rahmat.
2. Selalu berharap ingin bertemu Allah. Bertemu Allah bisa dilakukan saat kita masih hidup dan tidak perlu menunggu mati jasad. Dalam Quran : "Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang" (Ankabut: 5). Allah akan menjalankan anda ke alam musyahadah baik dalam keadaan tidur ataupun terjaga jika anda memiliki niat bertemu dengan Allah. Jika anda tidak punya keinginan bertemu Allah saat masih hidup di dunia maka jangan harap bisa bertemu denganNya setelah kematian datang sekalipun anda ahli ibadah.
3. Belajarlah memfanakan diri anda atau meniadakan diri ada atau menghapus keakuan diri.
"Keakuan diri" dalam manusia ada 2 yaitu "keakuan yang sejati" yaitu Ruh dan "keakuan yang palsu" yaitu diri keakuan diri manusia yang berbentuk jiwa/nafs/hawa nafsu/ego. Anda harus menenggelamkan keakuan diri sebagai manusia karena hakekatnya manusia adalah tidak ada atau dalam bahasa arabnya "adam". Bertauhid artinya mengesakan Allah sehingga yang wujud hanyalah Allah sedangkan manusia itu tiada. Jika masih ada wujud selain Allah maka artinya kita tidak bertauhid.
Dalam hadist dikatakan : "Man arofa allah fasadal jasad" yang artinya barang siapa mengenal Tuhannya maka hancur lebur jasadnya. Jika kita sudah memahami rahasia diri maka jasad atau keakuan diri harus hancur lebur. Fanakan diri anda karena yang ada hanyalah Allah. Jadilkan diri anda Islam (berserah diri total) "laa haula wa laa quwwata illa billah" bahwa tiada daya dan upaya melainkan semua itu dari Allah. Diri anda hanyalah wayang yang dikendalikan oleh dalang yaitu Allah.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 54 : "Tobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kalian dan bunuhlah diri kalian. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menciptakan kalian; lalu Allah akan menerima tobat kalian. Sungguh Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang,". Maksud dari "bunuhlah diri kalian" adalah bunuhlah keakuan diri kalian sebagai manusia yang hakekatnya lumpuh, buta, tuli jika tidak adanya Ruh di dalam diri yang menghidupkan. Jangan merasa diri kita mampu bisa melakukan ini itu karena akan muncul sifat sombong yang walaupun hanya sebesar biji zahrah akan tertolak masuk surga.
Begitu juga dengan Sifat 20 Allah khususnya sifat 7 ma'ani dan 7 sifat ma'nawiyah yang melekat pada diri anda harus dilepas dan jangan diaku-aku sebagai sifat anda. Manusia sesungguhnya buta, tuli, lumpuh jika tidak dipinjami sifat-nya Allah. Jangan merasa diri anda wujud, karena wujud adalah sifat wajibnya Allah. Jangan merasa punya pendengaran, penglihatan, berkata, kehendak, kuasa karena semua itu milik Allah. Manusia hakekatnya hanyalah wayang yang dikendalikan Allah.
Para Nabi/Rosul/Wali adalah sosok yang mampu meniadakan dirinya, menanggap yang ada/wujud hanya Allah dan dirinya hanya wayang/bayang-bayang. Keakuan dirinya sudah hilang sehingga yang muncul adalah keakuan ilahi. Ruh sejati yang menguasai jasad dan bukan jiwa/nafs/hawa nafsu/ego yang menguasai jasad. Ingat hadist Nabi : "matikan dirimu sebelum kamu mati" yang artinya matikan "keakuan diri" sebelum kamu mati mengalami yang sesungguhnya. Hanya dengan mematikan keakuan dirilah maka sholatnya akan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, sholatnya lebih mudah khusyu karena menyadari bukan dirinya yang sholat melainkan Allah lah yang menggerakan dirinya sholat dan menyadari Allah berada di dalam diri dan diluar diri sehoingga antara Allah dengan Insan hakekatnya adalah menyatu (Esa) karena sejak awal mulanya Allah dan insan tidak pernah berpisah.
4. Bertauhid dalam kehidupan sehari-hari. Bertauhid artinya menomor satukan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Contoh bertauhid :
- Saat sholat : Wajib khusyu dengan menyadari bahwa allah meliputi segala sesuatu baik didalam dan diluar diri dan sedang mengawasi kita sholat. Gerakan dalam sholat yang menggerakan adalah allah karena Allah lebih dekat daripada urat leher (Surat Qaf:16). Jika sholat membayangkan uang, masalah, orang lain dll maka sholatnya dalam keadaan menyembah berhala yang dibayangkan itu. Agar sholatnya tidak jadi dianggap musrik, maka jika saat sholat pikirannya tiba-tiba beralih kepada dunia maka segeralah berbalik dan sadari bahwa pikiran yang muncul tadi tidak akan terjadi tanpa adanya ijin dari allah.
- Saat zikir lisan ataupun sirr (dalam hati) jangan merasa diri manusia yang berzikir melainkan yang berzikir adalah Ruh yang Maha Hidup yang ada di dalam diri. Sediakan waktu khusus untuk zikir melalui kholwat atau suluk berada di dalam kamar sendiri dan berzikir "allah" terus menerus. Atau anda bisa cari guru mursyid yang akan mengajarkan anda berkholwat. Biasanya anda harus berbaiat baik langsung ataupun jarak jauh karena guru tersebutlah yang akan "menyambungkan" tali ruhani anda kepada Allah. Manusia pada hakekatnya tidak boleh membaiat seseorang karena yang boleh membaiat hanyalah Allah. Maka biasanya guru mursyid itu membaiat seseorang wajib dalam posisi tajali yaitu meniadakan diri sehingga yang muncul adalah Allah dan barulah baiat dimulai. Namun ada juga mursyid yang tidak mewajibkan baiat kepada muridnya. Jadi tiap mursyid biasanya memiliki metode tersendiri namun tujuannya sama yaitu makrifat kepada Allah.
- Tidak lagi memuja muji makhluk baik itu orang yang dianggap sakti, suci, memiliki karomah atau memiliki nasab yang dianggap luhur. Yang layak dipuji hanyalah Allah bukan mahkluk. Siapapun manusia yang mau bertemu Allah maka Allah akan menemuinya tidak peduli apapun nasab/keturunannya. Allah melihat ketakwaan seseorang dan bukan nasab seseorang.
- Tidak lagi mencari wasilah doa ke kuburan atau tempat keramat karena yang dapat memberikan manfaat dan mudhorot hanyalah Allah.
- Tidak berharap kepada siapapun selain berharap kepada allah. Tidak takut miskin, tidak resah saat tidak ada uang, tidak takut masalah apapun karena semua itu tidak akan terjadi tanpa ijin dari allah dan meyakini hanya allah yang bisa memberikan jalan keluar dari semua masalah itu. Jika punya keyakinan tauhid seperti ini maka masalah apapun akan diselesaikan oleh Allah.
- Meyakini tidak ada yang wujud selain Allah. Wujud yang ada seperti alam semesta adalah wujud Allah namun yang sempurna adalah pada wujud insan/manusia. Dalam hadist Qudsi dikatakan "Namaku Allah, Wujudku Muhammad, Rupaku Adam" yang artinya Allah mewujud dalam bentuk Nur Muhammad dengan rupa yang banyak namun hakekatnya Esa. Ulama arifbillah mengatakan "Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah" : Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu.
- Meyakini tidak ada ciptaan selain ciptaan allah. Semua yang ada di langit, bumi dan seisinya adalah ciptaan allah semata baik itu langit, planet, gunung, air, bangunan, pesawat terbang, mobil, robot dll. Dan ciptaan Allah itu tiada lain adalah bagian dari diriNya juga.
- Saat menuntut ilmu, wajib meyakini tidak ada ilmu selain daripada ilmunya allah baik itu ilmu agama, ilmu matematika, fisika, kimia, olahraga dll. Tidak ada ilmu buatan manusia melainkan semua adalah ilmunya Allah.
- Saat berkendara : menyadari bahwa aktivitas lalu lintas yang ada di depan mata terjadi karena adanya peran allah. Yang menggerakan semua aktivitas di depan mata adalah Allah. Jika pun ada kecelakaan maka itu semua terjadi atas ijin Allah. Inilah zikir sirrul asrol atau zikir kesadaran dimana anda tidak berizikir secara lisan maupun di dalam hati melainkan mengingat Allah dalam kesadaran sehari-hari. Zikir artinya mengingat dan zikir yang tertinggi adalah zikir yang tidak diucap melainkan zikir berkesadaran yang bisa anda lakukan 24 jam.
- Saat dikantor bekerja : menyadari semua kesibukan yang terjadi karena adanya peran/kehendak allah semata. Keahlian yang dimiliki di kantor adalah keahlian allah dan jangan merasa memiliki keahlian tsb krn jatuhnya pada kesombongan/musrik yang tidak diampuni allah. Wajib memiliki iman la haula wala quwwata illa billah. Tiada daya dan upaya melainkan dari Allah.
- Saat mencapai sukses : menyadari bahwa yang sukses tercapai karena Allah dan bukan karena kehebatan diri anda. Dalam pemahaman syariat, manusia yang merencanakan lalu Allah yang menentukan hasilnya, namun jika anda ingin bertauhid maka anda harus merubah pemahaman yaitu bahwa Allah yang merencanakan dan Allah juga yang menentukan.
- Dalam berpolitik : siapapun pemimpin pilihan anda maka yang terpilih adalah merupakan kehendak Allah. Daun jatuh dari pohon terjadi atas ijin Allah maka dalam politik pun pemimpin yang muncul adalah atas kehendak Allah baik itu pemimpin yang dianggap adil maupun zalim maka itulah yang dikehendaki Allah.
- Saat memasak : menyadari bahwa yang menggerakan tangan, meramu masakan adalah allah.
- Saat bersedekah : menyadari bahwa yang menggerakan hati utk bersedekah adalah allah dan bukan dirinya.
- Saat mendapat musibah : menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi termasuk musibah adalah karena kehendak allah.
- Saat berinteraksi dgn orang yang negatif : selalu melihat Allah terhadap apa yang dipandang oleh mata apapun itu. Sadarilah bahwa orang yang anda lihat itu adalah Allah yang menyamar untuk melatih kita berlatih sabar dan tidak memasukan perilaku orang itu ke dalam hati dan pikiran kecuali allah saja yang ada dalam hati dan pikiran kita.
- Saat dikamar mandi : adabnya tidak berzikir dgn lisan. Bisa didalam hati atau cukup menyadari nafas atau cukup menyadari keberadaan-Nya dimanapun berada. Ini penting karena banyak orang yang meninggal di kamar mandi tanpa mengingat allah.
- Saat mau tidur : sadari nafas yang keluar masuk adalah ruh dari Yang Maha Hidup (Al Hayat) yang senantiasa berzikir. Lakukan sampai tertidur. Bisa juga dibantu dengan zikir dalam hati "Allah" sampai tertidur dan niatkan nafas tersebut terus menerus berzikir sampai nanti kita terbangun. Jadi jikapun meninggal dalam tidur maka meninggalnya dalam keadaan mengingat allah/husnul khotimah. Biasakan diri sebelum tidur berwudhu bahkan jika memungkinkan kita sehari-hari harus sering berwudhu. Hakekat wudhu adalah membersihkan sifat keakuan diri yang bisa melakukan ini itu padahal semua hal yang kita lakukan sehari-hari adalah Allah yang menggerakan.
5. Lakukan aktivitas tauhid tersebut setiap hari dan agar menjadi kebiasaan lakukan secara konsisten di 40 hari pertama, maka Allah akan memperjalankan anda ke alam Musyahadah (alam Ruh) baik saat tidur maupun saat meditasi/berzikir. Saat isra mikraj yang diperjalankan Allah ada Ruh (bukan fisik) karena awal penciptaan adalah ruh maka saat ke alam musyahadah pun haruslah ruh karena jasad hanyalah cangkang dari ruh yang sifatnya sementara. Namun sebelum ke alam musyahadah, bisa jadi anda akan ke alam mukasyafah terlebih dahulu bertemu Jin atau arwah atau para Nabi dan malaikat. Jika masuk ke alam yang masih ada makhluknya maka itu bukan alam musyhadah. Jangan terlena di alam mukasyafah dan abaikan apapun tawaran dari mahkhluk yang anda temui karena mereka bermaksud menguji apakah anda masih tertarik urusan dunia atau tidak. Jika anda masuk ke alam yang tidak ada makhluk di situ maka itulah alam musyhadah yaitu alam kembalinya Ruh kita nanti saat kematian jasad. Inilah alam Mikraj yang akan membuat anda memiliki kesadaran tertinggi atau sidratul muntaha dimana nantinya anda akan dipenuhi dengan ilmu hikmah untuk menyingkap rahasia-rahasia yang dibuka oleh Allah kepada diri anda.
Jika ingin sakaratul maut mudah dan indah maka anda harus mampu bertauhid, memfanakan diri,meniadakan diri maka Insya Allah ruh anda akan keluar sendiri. Benamkan pada diri anda keyakinan tauhid murni yaitu bahwa Hanya Allah yang ada, diriku tiada. Jadi saat sakaratul maut bukanlah mengucap kalimat tauhid secara lisan karena hal itu sulit dilakukan namun justru selagi masih hidup didunia wajib memiliki keimanan tauhid yang kuat sehingga begitu datang kematian maka ruh kita secara otomatis mengucapkan tauhid dan akan kembali kepada Allah dengan penuh kenikmatan. Beda halnya jika kita tidak mampu bertauhid sampai akhir kehidupan maka ruh anda akan dikeluarkan oleh malaikat Izrail dan dimasukan ke alam kegelapan karena masih buta mati hati saat di dunia.
Adapun maqom/derajat seseorang yang sudah meninggal dapat dilihat dari kondisi jenazahnya :
Jika ingin selamat di akherat, maka hendaklah berilmu sampai mencapai keimanan hakekat dan makrifat. Namun jangan memiliki hawa nafsu untuk berilmu sampai pada hakekat-makrifat, tetaplah bertauhid dengan memfanakan diri dalam kehidupan sehari-hari dan menyakini hanya Allah sajalah yang akan mengangkat diri kita mencapai derajat hakekat-makrifat.
* Untuk sempurnanya belajar ilmu makrifat maka anda bisa ngaji kepada ulama-ulama makrifat atau guru mursyid yang telah bermusyahadah kepada Allah sebagaimana perintah dalam Quran : "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung (Al Maidah : 35). Jangan belajar kepada ulama yang belum makrifat karena tidak mungkin orang buta membimbing orang yang buta. Apalagi jika umur anda sudah melebihi 40 tahun maka harus ngaji makrifat karena anda harus tahu jalan pulang saat ajal menjemput. Jangan hanya belajar ilmu agama yang fisik/syariat saja karena sampai umur selesai pun belajar syariat tidak akan pernah selesai karena terlalu banyak yang harus dipelajari seperti ilmu fiqih, hukum waris, mantiq, tafsir, nahwu shorof, qanun dll. Untuk itu harus ada prioritas dalam belajar ilmu agama dan prioritas itu jika sudah diatas umur 40 tahun adalah harus belajar ilmu ruhaniah (hakekat-makrifat) karena esensi manusia yang utama adalah ruh. Jangan sampai telat mempelajari ilmu makrifat karena bisa tidak selamat akibat butanya mati hati dalam mengenal Allah.
* Pengetahuan-pengetahuan semua ini adalah pengetahuan yang diperoleh dari ulama-ulama arifbillah. Ulama arifbillah tidak hanya menguasai ilmu syariat saja namun menguasai 4 pokok ilmu dalam Quran yaitu : syariat, thorekot, hakekat dan makrifat. Dengan penguasaan ilmu islam secara Kaffah, maka Allah pun akan membuka rahasia diriNya kepada ulama makrifat tersebut sehingga keilmuan rahasia inilah yang diajarkan kepada mereka-mereka yang rindu bertemu Allah. Namun kebanyakan dari kita dari kecil hanya diajarkan syariat saja sehingga beribadah tidak mampu menghantar menjadi pribadi yang lebih baik. Pada level syariat biasanya kita bagai katak dalam tempurung alias menolak segala ajaran diluar syariat yang telah diajarkan ulama syariat. Akhirnya klaim merasa benar sendiri banyak terjadi di level syariat dan mereka menolak ilmu tarekat, hakekat hingga makrifat. Jadi belajar agama harus naik kelas. Jangan sampai dari SD, SMP, SMA, Kuliah hingga tua tapi belajar agamanya hanya ilmu syariat saja sehingga saat ajat menjemput akan kaget karena mata hati masih buta belum mampu mengenal Allah.
* Mengapa ulama syariat sering kali menolak keilmuan tarekat, hakekat dan makrifat? karena memang doktrin yang diajarkan adalah semua hal harus ada dalilnya di Quran dan Hadist sehingga jika tidak ada dalilnya maka dianggap sesat. Padahal bagi ulama makrifat mereka tidak hanya belajar Quran dan Hadist saja namun juga Allah dan Nabi Muhammad mengajarkan kepada mereka ilmu-ilmu rahasia. Sebagai contoh, Guru tarekat Naqsabandiyah bisa mendapatkan amalan-amalan tarekat adalah langsung dari Nabi Muhammad karena Nabi tidak bisa diserupai jin/iblis. Memang benar amalan tersebut tidak ada di dalam hadist sehingga seakan-akan tidak dicontohkan nabi padahal tidak mungkin semua perilaku Nabi terekam dalam hadist karena dijaman dulu bukanlah dijaman seperti sekarang dimana ada video, foto dan teknologi dokumentasi yang dapat merekam perilaku seseorang setiap hari. Bahkan hadist itu sendiri dibukukan 100 tahun setelah nabi wafat dan itupun harus menseleksi jutaan hadist dan dikumpulkan hadist yang dianggap terpecaya melalui pekerjaan yang dilakukan ulama bukhari dan muslim sehingga akhirnya sesuai kesepakatan para ulama akhirnya hanya hadist bukhari muslim lah yang dianggap sahih/benar. Hikmahnya adalah Nabi Muhammad dengan ijin Allah menginformasikan amalan-amalan tertentu dan ilmu-ilmu rahasia yang tidak direkam pada hadist-hadist sehingga maka banyak ulama-ulama makrifat yang diajarkan keilmuan-keilmuan tersebut dari Nabi secara langsung (ruhaniah) karena para kekasih Allah meskipun secara jasad sudah tiada namun secara ruhaniah beliau tetaplah hidup. "Janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya (Ali Imran : 169).
* Syariat tanpa hakikat, adalah sia-sia dan Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan. Jadi bersyariatlah dengan hakekat dan yang sudah berhakekat tetap menjalankan syariat agar tidak timbul fitnah. Pelajarilah islam secara kaffah meliputi ilmu syariat-tharekat, hakekat-makrifat agar selamat di akherat.