Kamis Pahing, 25 April 2024


Ditumbalkan oleh Teman Sendiri


tumbal pesugihan

Entah ada keturunan dari mana hingga aku sangat suka berpetualang di dunia gaib. Padahal kedua orang tuaku adalah orang yang berpredikat haji dan sangat taat beragama. Hubunganku dengan kakek dan neneku juga kurang begitu dekat. Maklum mereka sangat keras dan galak dalam mendidik. Teman-teman sepermainanku juga tak ada yang menyukai hal-hal mistik. 

Ketika usiaku menginjak 15 tahun, kakek sudah terlihat sakit-sakitan. Aku kurang begitu mengetahui seluk beluk masa mudanya. Dan ketika usiaku menginjak 18 tahun, kakek meninggal dunia. Mungkin karena suatu penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Lalu 3 tahun kemudian giliran nenek menyusul ke alam baka. Di daerah tempat tinggalku, aku terbilang orang yang cukup berada. Ayahku seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kini sudah pension. Aku sangat dikekang oleh kedua orang tuaku. Tidak boleh keluyuran malam hari, tidak boleh ini, tidak boleh itu dan segudang peraturan lainnya yang harus aku taati. 

Beliau selalu menyuruhku untuk belajar, maklum saat itu aku baru menginjak kelas 3 SMA. Lulus SMA, aku pergi meninggalkan kedua orang tuaku untuk merantau ke luar kota. Di sana aku ikut dengan salah satu saudaraku untuk bekerja mencari nafkah. Di kota kecil yang mendapat julukan Kota Dollar inilah awalnya aku mengenal dunia gaib. Menurut ahli ilmu gaib, walau kota ini kecil namun kehidupan masyarakatnya sangat jauh dibanding dengan kota-kota besar di Kabupaten Bandung. Hampir 30 persen masyarakatnya kaya dengan cara kotor. Itu terbukti dari banyaknya orang mati mengenaskan dan tidak wajar. 

Sejak aku tinggal di kota Dollar ini, sudah beberapa kali aku menyaksikan kejadian-kejadian aneh. Pertama aku menyaksikan seorang wanita, ibu rumah tangga bernama Nurhasanah. Ketika habis mandi di air pancuran, bertepatan dengan malam Selasan Kliwon. Sungguh aneh, setelah mandi malamnya dia sakit tanpa sebab yang pasti, lalu esoknya meninggal dunia. Berikutnya, aku menyaksikan seorang bernama Kang Saman. Menurut penduduk sekitar, dia sudah lama menghilang entah ke mana. Tapi sekarang dia kembali sebagai Kang Saman yang baru. Dia sudah menjadi tuan tanah yang memiliki beberapa puluh hektar sawah di kampung Sukagalih. Dia juga memiliki sebuah pabrik makanan ringan. Padahal kalau melihat penghasilannya, sangat tidak mungkin dia bisa menjadi kaya dalam waktu secepat itu. 

Setahun kemudian aku dengar pegawai Kang Saman meninggal dunia karena tertiban karung yang berisi bahan mentah pembuat makanan ringan. Anehnya, setelah kematian pegawainya itu kehidupan Kang Saman malah tambah kaya. Dia membeli mobil baru, membangun rumah baru dan membeli kebun beberapa petak. Karena terlalu sering melihat dan mendengar kejadian-kejadian aneh itulah akhirnya aku menemui seorang sesepuh. Beliau mencegitakan banyak hal tentang peristiwa aneh yang aku saksikan dan aku dengar sebelumnya. Jika dilihat, Memang benar banyak orang di Sukagalih yang hidupnya kaya raya. Tapi aku belum bisa. membuktikan tentang nada miring yang aku dengar tentang kekayaan yang mereka dapatkan. Apakah benar atau tidak mereka itu kaya dengan jalan kotor. 


Baca juga :

Tahun 2000 aku mulai kasak kusuk mencari tahu tentang peristiwa aneh itu. Keramat demi keramat aku datangi, berbagai tirakat juga aku lakoni tapi belum bisa membuktikan apapun. Namun setelah beberapa tahun akhirnya apa yang dikatakan oleh sesepuh itu ternyata memang benar. Tentang Makhluk gaib yang bisa diajak berkolaborasi dengan manusia untuk kekayaan itu benar adanya. Setelah itu, aku semakin yakin banyak orang kaya dengan jalan pesugihan. 

Tahun 2020 lalu, aku bertemu dengan Andri di sebuah keramat di Cirebon. Waktu itu aku sedang acara Kliwonan. Aku tidak menyangka kalau pertemuan itu jadi berbuntut panjang. Dua minggu setelah pertemuan itu Andri datang ke rumahku, dia menceritakan tentang nasib yang tak beruntung. Akhir pertemuan itu dia minta diantar ke tempat keramat untuk ambil jalan pintas, maksudnya mau ritual pesugihan. Karena merasa iba dengan nasib Andri, akhirnya aku berikan alamat seorang juru kunci pesugihan. Tapi Andri malah minta diantar langsung, katanya takut nyasar. Setelah dipikir panjang, lalu aku berangkat menemaninya ke rumah sang juru kunci. Tiba di lokasi, Andri berbincang langsung dengan Ki Ruyuk, juru kunci, sementara aku sendirian menunggu di ruang tamu. 

Esok harinya Andri langsung dibawa ke tempat keramat oleh Ki Ruyuk. Di tempat itu Andri mengadukan nasibnya bersama dengan para pelaku ritual lainnya. Setelah ritual itu selesai, Ki Ruyuk meninggalkan Andri sendirian. Malam pertama Andri di tempat keramat belum menunjukkan tanda-tanda kemunculan gaib, hanya suara-suara angin besar dan suara gonggoan anjing malam saja. Pada hari kedua, dedemit keramat itu muncul, tubuhnya tinggi besar. Menurut pengakuan Andri makhluk gaib itu Cuma memperlihatkan tangannya saja. Tampak bulu-bulu tangannya sebesar pencukul korek api. Sementara tubuhnya tidak kelihatan lantaran gelapnya di sekitar lokasi keramat itu. Namun ritual tersebut belum berhasil. Pada ritual yang ketiga, Andri berpindah tempat, tepatnya di Sumur Kahuripan yang letaknya tidak jauh dari tempat semula. Ketika tengah malam, sosok gaib itu muncul namun kali ini Dewi Rengganis yang menemuinya 

"Ada apa gerangan kakang berada di tempat ini?" 

"Ampun kanjeng ratu, hamba minta diberi kekayaan yang banyak. Apapun yang kanjeng ratu minta akan hamba berikan, termasuk nyawa hamba sendiri." 

Tak lama kemudian Andri dibawa oleh demit yang bernama Dewi Rengganis itu ke alamnya yang bernama Pun Andariksa. Jika dilihat puri tersebut laiknya sebuah hutan belantara yang ditumbuhi pohon-pohon jati. Lalu Andri dibawa menghadap baginda Raja Eyang Samber Nyawa. 

"Siapa manusianya yang dinda ratu bawa kemari?" 

"Ampun Kakang Prabu, inilah manusia yang kemarin Kakang Patih sebutkan itu." 

"Jadi apa kemauanmu hai manusia?" 

"Hamba ingin diberi kekayaan yang banyak Baginda."

"Baiklah, aku akan laksanakan permintaanmu. Tapi ingat anakmu yang paling besar akan aku ambil sebagai pengganti kekayaan yang akan kau terima, apa kau sanggup?" 

"Apapun yang Baginda minta, aku sanggup?" 

"Baiklah, akan aku uji terlebih dahulu, coba pegang ini."

Andri disuruh memegang sebilah pedang panjang. Tak lama kemudian Ki Samber Nyawa menampakan Tedi, anak Andri dalam figure seorang santri yang berpakaian serba putih, memakai peci laiknya seorang anak yang hendak disunat. Seketika itu pula Andri disuruh memenggal kepala anaknya. Ujian yang sangat berat bagi Andri. Namun dia sudah didasari keinginan yang sangat kuat lalu pedang itu terhunus ke atas hendak menebas batang leher anaknya. Namun tiba-tiba berhenti. Suara yang amat keras dan menggema keluar dari mulut Eyang Samber Nyawa. 

"Ternyata ujianmu lulus manusia. Tunggu kehadiranku 3 hari lagi. Sekarang kamu pulang." 

Tanpa berlama-lama Andri segera meninggalkan kerajaan gaib tersebut dengan dikawal oleh Patih Kala Bima. Ketika sampai di pintu gerbang perbatasan antara alam manusia dan alam gaib Andri diperintahkan untuk terus berjalan kaki mengikuti sepasang pohon randu kecil di sampingnya sambil diterangai cahaya yang entah dari mana datangnya. Ketika sampai di suatu tempat tiba-tiba sepasang pohon randu itu pun hilang dengan sendirinya. Ketika kesadaran mulai pulih kembali dia kaget tiba-tiba sudah berada di tempat semula bertapa. Andri hanya celingak-celinguk seperti orang bego. Aneh, kenapa aku berda di tempat ini kembali. Kenapa tempat ini jadi gelap? Lama-lama akhimya Andri pun tertidur di tempat itu. Ketika hari sudah siang Andri terbangun, dilihatnya rekan-rekan pelaku sesama ritual tak seorang pun tampak di situ. Padahal sebelumnya ada 7 orang yang mengikuti ritual seperti Andri. Sepertinya ke 7 orang itu pulang ke rumah juru kunci untuk makan sementara Andri ditinggal sendirian di keramat itu. 

Jika dibanding dengan pelaku-pelaku ritual lainnya hanya Andri yang rajin melakukan ritual sambil puasa. Sementara pelaku yang lainnya tidak pernah, malah ketika siang hari rekan-rekannya itu makan dan minum di tempat keramat sambil merokok. Saat suasana sepi, di Sumur Kahuripan itu Andri melihat beberapa ekor ikan lele yang besarnya sepergi betis orang dewasa. Anehnya lele tersebut sangat jinak sampai kumisnya itu bisa dipegang oleh Andri. Andri tidak sadar kalau ikan lele itu sebenarnya adalah jelmaan anaknya sendiri yang hendak dijadikan tumbal olehnya. 

Seolah-olah jiwa Tedi sudah terkukung tidak akan lepas dari cengkraman dedemit. Sore itu juga Andri pulang ke rumahnya, dia disuruh menunggu 3 hari lamanya oleh Ki Samber Nyawa. Andri yang tidak sabar menunggu waktu, kerjanya hanya bermain judi, dia tidak betah di rumah. Kadang dia berada di tempat bermain sabung ayam. Ternyata waktu 3 hari yang ditentukan itu meleset. Tidak ada makhluk gaib yang datang ke kamar khususnya. Andri mulai frustasi dan dia datang lagi ke rumah juru kunci menanyakan tentang perjanjiannya dengan Eyang Smaber Nyawa. Dengan gamblang juru kunci menjelaskan tentang Eyang Samber Nyawa mengulur waktunya itu lantaran Andri telah melabrak aturan yang sudah ditentukan oleh kerajaan gaib. 

Dalam waktu 3 hari itu Andri tidak boleh melakukan aktifitas yang bisa merugikan orang lain. Seharusnya selama 3 hari Andri berdiam diri di kamar khususnya. Akhirnya perjanjian itu pun mundur 10 hari. Setelah 10 hari lamanya kekayaan yang dijanjikan oleh Eyang Samber Nyawa itu pun sudah nampak dengan kematian Tedi, anaknya yang paling besar. Aku diberi amanat oleh juru kunci, jika waktunya nanti Tedi mati diambil oleh Eyang Samber Nyawa aku harus ikut serta untuk memandikan jenasah anaknya untuk melihat tanda-tanda di tubuh jasadnya. 

Menurut juru kunci di jasad Tedi pasti ada sebuah ciri yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, bukan bekas cekikan atau tanda lebam di tubuhnya. Namun ini masalah rahasia yang tidak bisa kami sebutkan di sini. Sepeninggalan Tedi, kehidupan Andri memang berlimpah, namun sifatnya jadi angkuh. Masyarakat Langensari merasa curiga pada kekayaan yang dimiliki Andri. Dapat warisan dari mana Andri bisa kaya raya sementara orang tuanya hanya sebagai pengemudi becak yang saban harinya hanya mendapatkan penghasilan 15 ribu sampai 20 ribu saja. 

Nada-nada miring seperti itulah yang dilontarkan oleh masyarakat Langensari terhadap Andri, jangan-jangan dia muja...? Jika melihat kematian Tedi memang tidak masuk akal. Ketika dia sedang bermain-main dengan sesama teman sekolahnya Tedi terjatuh dari meja bangku sekolah. Kematian secara tidak wajar itu mernbuat semakin curiga para tetangganya. Semenjak kematian Tedi, aku tidak pernah bertemu lagi dengan Andri. Biasanya sebelum dirinya kaya raya, Andri sangat sering datang ke rumahku. 

Pernah suatu hari istriku bertemu dengan Rita istrinya Andri di pasar, namun Rita tak mau menyapa istriku. Entah kenapa aku sendiri tak mengerti, sifatnya yang sombong itu membuat istriku jadi sakit hati. Padahal jika ingat perjuanganku ketika dia sengsara harusnya dia malu. Mungkin karena pengaruh harta dia jadi tak ingin berteman denganku dan keluargaku. Mungkin juga Andri malu oleh ucapannya sendiri yang dulu pernah berjanji akan membuatkan aku sebuah rumah. Tapi ternyata semua itu terjadi karena Andri mau menumbalkan diriku. Tapi berkat pertolongan juru kunci pula akhirnya aku bisa diselamatkan hingga sekarang aku masih bisa menghirup udara segar. 

Hari itu Andri pulang tanpa pamit dari keramat itu, membuat kecurigaan pada juru kunci. Dia pergi tanpa pamit terlebih dahulu pada Ki Ruyuk. Sementara kehadirannya untuk melakukan ritual, dia minta dibantu oleh Ki Ruyuk, malah langsung pulang meninggalkan tempat keramat itu. Akhirnya Ki Ruyuk mendapatkan info dari Ki Samber Nyawa bahwa dirikulah yang akan ditumbalkan. Kenapa Andri bisa berbuat jahat terhadapku padahal selama ini aku tak pernah diberi uang sepeserpun dari hasil ritual tahun lalu. Menurut keterangan Ki Ruyuk, Andri merasa takut rahasianya itu akan terbongkar, maka aku sendiri yang dijadikan tumbal berikutnya, takut kalau aku membuka aibnya para orang lain, makanya dia nenunjuk aku sebagai tumbal berikutnya agar aku diam untuk selama-lamanya alias Andri mengharapkan agar aku ini mati! 

Beruntung aku sedikit banyak mendalami spiritual dimana pengawal gaib pribadiku yang sudah 22 tahun lamanya mendampingiku pun tidak tinggal diam, kemanapun aku melangkah dia selalu mengikuti apalagi jiwaku merasa terancam. Akhirnya pengawal gaib pribadiku itu melaporkan semua rencana jahat Andri pada ibunda tercintanya yakni "Ibu Nyimas Kanjeng Ratu Kidul" dan akhirnya malah Andri sendiri yang menerima akibatnya ketika sehabis pulang dari tempat keramat Eyang Samber Nyawa, Andri tewas ditempat ditubruk mobil tronton yang bermuatan benang untuk pengiriman ke sebuah pabrik, tepatnya di Cadas Pangeran.







 


FAAL

Tanda yang menunjukan sesuatu yang akan terjadi

PHRENOLOGY

Metode ramalan yang telah lama dipraktekkan. Ramalan ini menafsirkan bentuk kepala manusia sebagai dasar peramalan.




RAMALAN


Grup Telegram Dunia Gaib

belajar metafisika