Jumat Legi, 11 Oktober 2024
Orang seringkali menyangka bahwa batara karang sama saja dengan jenglot padahal kedua mahluk itu berbeda. Bedanya adalah jenglot memiliki gigi taring sedangkan batara karang tidak. Kalau ada yang mengaku punya batara karang namun bertaring maka itu bohong. Konon hanya batara karanglah yang powernya mampu mengangkat harta karun gaib.
Batara karang banyak diminati pengusaha Jakarta dan Bandung untuk mendatangkan uang secara gaib, untuk kepentingan bayar hutang dan modal usaha. Eyang gaus Panaitan sudah banyak membuat pengusaha kaya raya dan sukses besar. Semua pasien mendatanginya di Pulau Panaitan, dalam sebuah gubuk reot dibuat dari bambu di kampung hutan, belukar Cikeda lingking, Panaitan.
Namun sesuai perjanjian gaib ketika ambil Batara Karang, Eyang Gaus tidak boleh kaya. Dia akan cukup makan, cukup pakaian dan jika mau berjalan-jalan ke Jakarta atau ke Bandar lampung, disediakan speed boat sejenis jet voil dari alam gaib.
Baru baru ini, Malam jumat Legi, Eyang gaus Panaitan baru saja menyedot uang Rp 800 juta bentuk pecahan seratus ribuan merah di Pantai Langkuas,Pulau Lengkuas, Bangka Belitung. Uang itu pesanan Hamid Kosambi, 56 tahun, pengusaha mobil bekas Palembang. Kebetulan Hamid Kosambi berdarah 0, dan Batara Karang hanya mau menolong orang berdarah O. Darah jenis lain, seperti B, AB, Batara Karang tidak mau.
Cara ritual Batara Karang sebelum mengambil uang gaib adalah meminum darah O. Pasien dilukai ditbagian bahu kanan dengan jarum. Setelah darah mengucur, Batara Karang sebesar keong lompat lalu menempel pada bagian lengan yang berdarah seperti Iintah.Setelah menghisap seperempat liter, dia terbang dan masuk ke tanah mengambil uang, emas, intan dan semua barang berharga yang ada. Uang dan barang-barang itu terangkat di dalam karung warna hitam mirip kain punjin besar. Keluar dari tanah bagaikan menyeruak ke atas seperti ledakan bom.
Bila menyedot uang dalam jumlah besar dan emas murni 24 karat dalam jumlah yang banyak, harus dilakukan pada malam bulan purnama ke 4. Saat bulan bulat bundar di atas langit, sekitar jam 24.00 menjelang dinihari. Pengalaman terbesar yang pernah saya tarik adalah Rp 89 milyar dan itu dilakukan pada Malam Jumat Legi, 15 Oktober tahun 2010 lalu di tepi Sungai Musi, Gandus, Kota Palembang dengan sponsor Ki agus Nangcik Jamil, penguasha pabrik lampu petromak di Sumatera selatan.
Dikisahkan oleh Eyang Gaus Panaitan, bahwa pendayagunaan Batara Karang telah lama dilakukan oleh bangsa nusantara ini. Kerajaan pertama Kutai Kertanegara abad satu di Kalimantan timur sudah memakai Batara Karang untuk menyedot emas dan perak untuk pertukaran ekonomi dengan kerajaan Hindustan di India lalu diteruskan oleh kerajaan Sriwijaya di Palembang abad ke tujuh. Pada tahun 780 masehi Raja Sriwijaya yang menguasai kerajaan Budha di Palembang sudah membuat kuil dari bahan emas murni. Emas itu disedot di dalam perut tanah dan Sungai Musi di Pulau Kemaro
Raja Sriwijaya seperti Srijaya Negara dan Balaputradewa sudah memainkan peran Batara Karang untuk kehidupan kerajaan dan rakyatnya. Semua bangunan rumah, ibadah yang dibuat abad tujuh terbuat dari emas,platina dan perak yang disedot dari perut bumi. Namun kerajaan itu hilang secara gaib setelah Kerajaaan Sriwijaya runtuh.
Berdasarkan wisik yang di berikan Batara Karang milik saya, bahwa emas bangunan mewah milik Sriwijaya itu tenggelam di kedalaman tanah Buit Siguntang dan Kedukan Bukit di Kota Palembang. “Sekarang belum bisa diangkat, namun pada tam 2020 nanti, semua harta berharga jual tinggi itu akan terangkat ke permukaan dengan kekuatan jin bersama batara karang," kata Eyang Gaus Panaitan.
Belakangan banyak Jengglot dan Batara Karang palsu. Dibuat dari kulit kalong, kulit tupai dan mata kucing. “Batara Karang dan Jengglit buatan, tak akan mampu melakukan apapun. Barang itu tak lebih seperti boneka atau patung mati yang tak bisa diperintah dan berbuat apa-apa" terang Eyang Gaus Panaitan. Jenglot bikinan itu banyak diperjualbelikan. Begitu pula dengan Batara Karang palsu, dijual mahal kepada orang yang tidak memahami. Akibatnya, walau dibeli dengan harga ratusan juta, Batara Karang palsu dan Jenglot itu, tidak bisa menggembalikan modal pembeli. Jangankan diperintah sedot uang gaib, bergerak dari kurungannya pun, dia tak bisa.
Menurut eyang, Batara Karang itu sebenarnya tidak masuk dalam golongan bangsa jin atau iblis melainkan mahluk khusus yang diciptakan dari karang, dari batu cadas dan hidupnya di sela sela karang. Baik karang di gunung maupun karang dalam laut. Maka itu dinamakan "Batara Karang" , makhIuk yang hidup dikarang dengan jumlah yang sangat terbatas. Bila Batara Karang mengamuk, tumpukan batu karang seperti apapun bisa dilebur olehnya. Dia bekerja seperti bom, meledak dan menimbulkan suara nyaring. Selain minum darah O, Batara Karang juga makan rambut jin perempuan. Bila seseorang memiliki rambut jin, dia akan diikuti oIeh Batara Karang. Rambut jin diantaranya bisa diambil di gunung lawu dimana harus ditukar dengan madat turki dan minyak wangi elizabeth arden.