Kamis Legi, 31 Oktober 2024
Siapa yang tak kenal Ratu Kidul? Sosoknya digambarkan sebagai ratu lelembut yang cantik dan identik dengan keberadaan pantai selatan. Benarkah dia akan selalu mendatangi setiap orang yang coba memvisualisasikannya di atas kanvas?
Beberapa waktu silam kami pernah bertemu seorang pelukis Ratu Kidul yang dengan ritualnya membuat lukisannya sangat magis dan proses melukisnya pun menjadi sangat magis pula. Tetapi banyak juga para pelukis Ratu Kidul yang tanpa memakai ritual. Mereka menyebut dirinya hanya sebagai pengagum figur Ratu Kidul, yang dimitoskan sangat cantik dan mengangkatnya sebagai karya seni. Tapi benarkah para pelukis yang berhasil menyelesaikan luldsan itu bebas dari kejadian yang bersifat mistis?
Dalam kesempatan baik ini kami berhasil menjumpai salah seorang peserta pameran yang lukisan Ratu Kidul-nya nampak sangat realis. Namanya Herri Soedjarwanto. Dia termasuk salah seorang pelukis realis Indonesia, yang tercatat juga sebagai Dosen Luar Biasa Institut Seni Indonesia (ISI) di Solo. Pelukis ini tergolong produktif dan sangat kental dengan tema budaya Bali. Kepada kami Mas Herri, demikian ia akrab disapa, mengatakan bahwa seorang pelukis ketika menyelesaikan lukisannya yang pertama pasti akan melalui proses daya pikir tetapi lemudian lama-lama proses melukisnya pun menjadi proses di bawah sadar.
Di saat bawah sadar inilah memungkinkan para pelukis secara tidak sengaja mudah terlibat dalam kontak dengan dunia gaib. Hal inilah yang dialarni Mas Herri. Selama 6 hari ketika melukis Ratu Kidul dirinya mengaku sangat terasa mudah, tanpa ada sedikit beban yang membuat kesulitan, sehingga ia mampu memvisualisasikan wujud sang ratu dalam kanvasnya. Anehnya lagi, ketika ada permintaan pameran dari panitia kepadanya, Mas Herri merasa sangat kaget karena tiba-tiba ada dorongan hati yang sangat kuat sekali untuk melukis Ratu Kidul.
"Jujur saja, saya tidak memakai ritual tetapi saya hanya berdoa kepada Tuhan kalau saya mohon keselamatan. Setelah itu saya coba memvisualisasikannya dengan sebatas mitos Ratu Kidul yang saya ketahui. Namun sejujurnya, saya mohon ijin untuk melukisnya, walaupun tanpa embel-embel ritual. Alhamdulillah lukisan itu bisa selesai," cerita Mas Herri yang selalu mengenakan beret hitam ini.
"Yang sangat penting bagi kita saat akan melukis Ratu Kidul itu harus bemiat baik dan tidak ada rasa kesombongan, saya yakin tidak ada apa-apa," tegasnya pula. "Memang, ketika lukisan ini tinggal beberapa hari dan sudah ada di tempat pameran, tiba- tiba hati saya tidak enak karena saya melihat wajah Ratu Kidul yang saya lukis kelihatan bersedih. Akhimya dengan ijin panitia lukisan itu saya bawa pulang lagi dan saya selesaikan. Alhamdulillah sudah tidak kelihatan sedih. Ratu Kidul sedikit senyum," lanjutnya.
Menurut Mas Herri, Ratu Kidul itu sosok penguasa lelembut yang berakhlak mulia karena dia juga selalu mengabdi kepada Tuhan. Karena akhlaknya yang mulia itu, akhirnya Ratu Kidul diangkat sebagai penguasa samudera yang nantinya mengarahkan semua makhluk lelembut agar juga mengabdi kepada Sang Pencipta. Tetapi tentunya tidak semuanya patuh, bahkan banyak yang menim dan mengaku-aku sebagai Ratu Kidul dan membuat malapetaka atau berusaha menyesatkan manusia.
"Ratu Kidul sebenamya sangat sedih sekali bila mendengar mitos negatif yang diembuskan oleh sebagian manusia. Apalagi banyak cerita yang menyebutkan kalau Ratu Kidul sebagai sosok yang menyeramkan alias sangat kejam karena sering menenggelamkan manusia di pantai selatan. Kesedihan Ratu Kidul hingga dia membuatnya menangis dan sebenarnya ingin menjawab manusia yang mempunyai mitos negative," jelas MT. Arifin, salah seorang narasumber seminar yang juga dikenal sebagai seorang ilmuwan peneliti Ratu Kidul yang lahir di Yogyakarta."
Menurutnya, timbulnya mitos negatif Ratu Kidul adalah karena ulah makhluk-makhluk halus yang mengaku-aku Ratu Kidul, juga dari para patih atau senopatinya yang terusir, yang kerap disebut-sebut sebagai Nyi Roro Kidul. "Padahal, antara Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul itu sebenamya dua sosok berbeda. Hanya saja sering ditafsirkan sama," ujar Mas Herri yang mengaku pernah ngangsu kaweruh Ratu Kidul dari seorang kyai khos di Jawa Timur.
"Cerita misterius pantai selatan, terutama tentang berbagai kematian yang terjadi di sana, bisa jadi merupakan musibah mumi, kecelakaan atau karena ulah manusia itu sendiri. Jadi bukan karena Ratu Kidul mengambil tumbal atau mantu. Ini dramatisasi yang sudah keterlaluan." Demikian pendapat pak MT Arifin yang mengaku dirinya membuat penelitian secara intensif sejak 2001 tentang Ratu Kidul, dengan metodologi yang dia sebut sesuai kaidah-kaidah keilmuan.
Sementara itu, dalarn kesempatan wawancara yang lain, pelukis Herri Soedjaewanto menceritakan panjang lebar pengalaman pribadinya sehubungan dengan lukisan Ratu Kidul yang dibuatnya. Dengan pengamalan ini, ia mengaku pada akhirnya harus percaya bahwa sosok Ratu Kidul itu bukan sekedar isapan jempol semata.
"Memang, akhimya ketika saya melukis Ratu Kidul yang saya pamerkan ini, saya hanyut dalam proses bawah sadar. Wajah Ratu Kidul tergambar jelas dalam alam bawah sadar saya. Anehnya, ini sesuai dengan pengalaman ghaib saya bertemu Ratu Kidul beberapa tahun lalu. Waktu itu saya tidak begitu mempercayainya," aku Mas Herri, yang mengaku setelah kejadian ini mengagumi figur Ratu Kidul dengan sepenuh hati.
Mas Herri mengaku masih teringat dengan cerita-cerita di waktu masa kanak-kanak, para orangtua kerap melukiskan kalau figur Ratu Kidul itu jahat alias pembuat mala petaka. Tapi sekarang ini dirinya semakin tahu dari cerita kyai khos gurunya, kalau Ratu Kidul itu ternyata berakhlak baik.
"Apalagi sekarang ini saya bisa bertemu dan berdialog dengan Ratu Kidul. Hal ini biasanya terjadi di kamar saya sendiri sehabis saya sholat Isya," tambah Mas Herri. Ia pun berkisah. Awalnya Mas Herri mendapat pesanan dari seorang kyai dan pak Kiyai hanya memberi waktu empat hari saja menyelesaikan lukisan tersebut. Karena sangat tergesa-gesa, maka terpaksa Mas Herri meniru lukisan Ratu Kidulnya karya Basuki Abdullah. Setelah selesai lukisan dia antar sendiri ke tempat Pak Kiyai. Tapi apa komentar kyai itu?
"Lho, kok beda ya? Bukan begini wajah Ratu Kidul itu?" Begitulah kata Pak Kyai.
Mas Herri yang pelukis realis itu sangat kaget karena orang tua ini sepertinya cukup mengenal figure Ratu Kidul. Padahal, ia telah berusaha meniru persis wajah Ratu Kidulnya karya Basuki Abdullah.
"Apa mas Herri perlu saya ketemukan dengan Ratu Kidul? Bagaimana?" tanya Pak Kyai sambil bercanda.
Tetapi Mas Herri mengaku menoklak diketemukan karena saat itu memang masih menyimpan rasa tidak percaya dengan figur Ratu Kidul. Selang beberapa hari kemudian, ketika habis sholat Isya, di kamar pribadinya, yang saat itu Mas Herri masih duduk diatas sajadah, tiba-tiba terjadi keanehan. Suasana kamar yang semula terang mendadak berubah jadi gelap. Tak hanya itu, Mas Herri seperti merasakan suasana ada di pinggir lautan, dan batinnya merasa sangat mencekam. Kejadian selanjutnya memang sulit diterjemahkan dengan akal sehat. Tiba-tiba seorang putri cantik sudah duduk di depan Mas Herri.
"Sang putri bermahkota seperti apa yang aku lukiskan!" kenangnya. Saat itu Mas Herri betul-betul sangat kaget luar biasa, dan ada perasaan takut sekali, bahkan hampir mau pingsan. Untung saja, selang beberapa menit kemudian sosok Ratu Kidul menghilang.
"Sejak kejadian ini saya menjadi sangat mengaguminya. Ternyata Ratu Kidul itu betul-betul cantik," tandas Mas Herri. Maka itu, ketika diajak pameran lukisan Ratu Kidul, seperti langsung ada kontak batin.
"Perasaan saya sangat kuat untuk melukis Ratu Kidul, dan saya merasa sangat menikmati," kenangnya lagi.
Mas Herri tersenyum penuh misteri ketika mengatakan bahwa siapapun pelukisnya, maka bersiap-siaplah kedatangan tamu Ratu Kidul. Hal inilah yang dialami pelukis maestro Affandi dan Basuki Abdullah. Keduanya pernah dijumpai Ratu Kidul. Disamping pameran seni rupa Ratu Kidul, ada seminar yang telah dilakukan kedua kalinya yang dihadiri beberapa nara sumber. Namun hasilnya tetap saja Mitos Ratu Kidul masih menyimpan misteri. Walau begitu, dari seminar ini setidaknya ada tujuan mulia, bahwa seiring kemajuan zaman diharapkan terbuka jalan keluar untuk pemecahan mitos-mitos Ratu Kidul yang membelenggu kehidupan masyarakat, sehingga bisa menjadi sesuatu yang lebih positif dalam membangun peradaban bangsa. Semoga...!